Dunia Nabi ~ Beberapa bulan setelah berakhir pemboikotan, Rasulullah mengalami duka cita secara berturut-turut, yaitu meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah. Peristiwa itu telah menyebabkan kesedihan yang sangat mendalam pada diri Rasulullah.
Ketika itu Abu Thalib berumur sekitar 80 tahun, Ia mengalami sakit parah, ketika mendengar Abu Thalib sakit para pemuka kaum Quraisy menjenguknya, diantara yang menjenguknya adalah Abu Jahal.
Abu Jahal dan Rasulullah berada di sisinya. Rasulullah berkata, “Wahai pamanku, ucapkanlah “La ilaha illallah, Semoga lafaz ini dapat aku gunakan untuk membelamu dihadapan Allah kelak”.
Abu Jahal bertanya, “Wahai Abu Thalib, apakah engkau membeci agama bapakmu?” Rasulullah terus membujuk Abu Thalib, ia berkata, “Lekas ucapkan lafaz suci itu. Hanya itu yang akan membantumu,” Abu Jahal bertanya lagi, “Apakah engkau mau meninggalkan agama bapakmu?”
Demikian, Abu Jahal dan Rasulullah tarik menarik ke dalam pihak masing-masing. Pada akhirnya, Abu Thalib berkata, “Aku tetap dalam agama bapaku, Abdul Muthalib, hingga napasku yang terakhir.” Kemudian Abu Thalib meninggal.
Baca juga: Nabi Muhammad Yang Mandiri
Rasulullah terus mendoakan pamannya, namun kemudian, turun wahyu Surat At-Taubah ayat 113. “Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.” Ayat ini melarang nabi atau siapa pun meminta ampun bagi orang-orang musyrik.
Sepeninggal Abu Thalib, Rasulullah mengalami masa-masa sulit. Orang-orang Quraisy semakin gencar memusuhi Rasulullah.
Baca Kisah sebelumnya: Hijrah Ke Habsyah
Baca Kisah selanjutnya: Kesabaran Rasulullah Saw
Sesudah Abu Thalib meninggal, Khadijah juga meninggal di tahun yang sama, Rasulullah pun kembali mengalami kedukaan.
Khadijah yang menjadi tempat mencurahkan perasaan Rasulullah telah meninggal. Khadijah adalah teman, sahabat dan juga kekasih Rasulullah. Oleh karena itu, Rasulullah sangat kehilangan dengan meninggalnya Khadijah.
Semasa hidupnya, Khadijah selalu membela, menemui, dan menyayangi Rasulullah. Khadijah adalah orang yang pertama kali memeluk ajaran agama Islam.
Rasulullah dirundung kesedihan yang sangat memilukan. Tahun itu disebut tahun kesedihan (amul huzni).
“Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan.” (QS Al-Waaqiah ayat 60).
Oleh Sugiasih, S.Si.
0 Response to "Tahun Kesedihan Nabi Muhammad"
Post a Comment