Dunia Nabi ~ Di kota Mekkah, hidup seorang lelaki tua yang menjabat sebagai pemimpin kabilah. Ia memiliki tiga orang anak putra yang telah dewasa. Suatu hari, ia memanggil ketiga orang putranya untuk menggantikan dirinya sebagai penjaga kabilah.
Namun, ia belum dapat memutuskan siapa penggantinya. “Wahai anak-anakku. Ayah akan memilih satu di antara kalian untuk menggantikan diriku sebagai penjaga kabilah. Karenanya, aku akan bagikan peti ini. Kuburlah ! jangan sampai diketahui oleh siapa pun. Nah, sekarang berangkatlah !” katanya. Mendengar perintah ayahnya, ketiga anak muda itu berangkat dengan arah yang berbeda.
Beberapa hari telah berlalu, anak pertama kembali dan menghadap kepada ayahnya. “Ayah, peti itu telah aku sembunyikan di atas bukit yang pepohon dan rumputnya rimbun dan gelap. Tidak seorang pun tahu karena aku menguburnya di tengah malam gelap yang tidak ada penerangan bulan atau bintang di langit,” ujarnya dengan nada serius, mendengar penjelasan anak tertuanya, si ayah hanya mengangguk-angguk.
Hari berikutnya anak kedua datang dan berkata, “Ayah peti itu telah aku tenggelamkan di tengah padang pasir yang luas. Tidak ada siapa pun yang akan mengetahui, karena sebelum menenggelamkannya peti itu aku tetap berjaga-jaga kalau saja ada orang, binatang di padang pasir, atau unta yang melewatinya.
Selama itu tidak ada, jadi aku benar-benar yakin, siapa pun tidak akan mengetahuinya. “Mendengar cerita anak kedua, si ayah hanya mengangguk-angguk kembali.
Pada hari berikutnya, anak ketiga yang ditunggu-tunggu belum juga datang. Kedua saudaranya sangat mengkhawatirkan keselamat adik bungsunya. Baru pada hari ketujuh si bungsu tiba di rumah. Mereka menyambutnyan dengan gembira dan kaget. Sebab si bungsu masih belum menyembunyikan peti yang diberikan oleh ayahnya.
Belum sempat si ayah mengajukan pertanyaan, si bungsu berkata, “Maafkanlah anakmu yang bodoh ini karena tidak bisa mengemban amanah ayahanda.” Lalu ayahnya bertanya. “Mengapa kau tidak bisa menyembunyikan peti itu Nak?”
Kemudian anak itu menjawab, “Wahai ayah peti ini telah aku kubur di tengah hutan yang belum di jarah oleh manusia. Tapi aku gali kembali karena masih ada sesuatu yang mengetahuinya. Kemudian aku taruh di gua yang berada di puncak bukit, masih juga ada sesuatu yang mengetahuinya.
Ketika kutenggelamkan di tengah laut, aku mengambilnya kembali karena masih ada yang menyaksikannya juga.”
Kedua saudara si bungsu yang sejak tadi memerhatikan tingkah lakunya bertanya. “Siapakah yang kau maksud mengikutimu sehingga mengetahui peti itu?” Tanpa ragu si bungsu mejawab. “Jika manusia dan makhluk lainnya tidak mengetahui apa yang aku sembunyikan, maka itu tidak berlaku buat Tuhannya manusia dan makhluk lainnya. Dia adalah Allah yang Mahatahu.”
Mendengar jawaban itu, ayahnya menangis dan berkata lirih. “Wahai anakku, kau sungguh anak yang saleh. Aku percaya akan keimananmu. Karenanya, mulai hari ini aku wariskan kepadamu kepemimpinan kabilah ini.”
Hikmah Cerita :
“Walaupun anak yang paling bungsu sudah berusaha menyembunyikan peti itu di suatu tempat yang tidak diketahui siapa pun, namun karena keimanannya begitu kuat, bahwa Allah Maha Mengetahui, ia tidak jadi menyembunyikan peti tersebut. Jadi perbuatan sekecil apa pun apakah itu baik atau buruk, Allah pasti akan mengetahuinya.”
Oleh Nisfulail Sofi Febrina, S.Ag
loading...
0 Response to "Allah Maha Mengetahui Perbuatan Sekecil Apapun"
Post a Comment