Dunia Nabi ~ Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim, suatu hari ada seorang pemilik pohon kurma yang rantingnya menjulur ke halaman rumah tetangganya seorang fakir. Setiap musim panen, pemilik kurma itu tidak mau berbagi buah, ia juga tidak peduli bahwa selama ini tetangganya pun ikut memelihara mayang kurma agar tidak mudah rontok.
“Hai bocah nakal, berikan kurma milikku, cepat!” perintah si pemilik yang kikir ketika kurmanya jatuh dan dipungut oleh anak-anak si fakir. Pemilik kurma itu merampasnya dari tangan si anak-anak itu dengan kasar. Bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itu pun dipaksanya untuk dikeluarkan.
Karena kelakuan si kikir yang melampaui batas, orang fakir itu mengadukan hal ini kepada Nabi. “Wahai Rasulullah, tetangga kami telah memperlakukan kami melampaui batas, apa yang mesti kami lakukan.” Mendengar pengaduan itu Rasulullah berjanji akan menyelesaikan masalah ini dengan bijaksana.
Keesokan harinya, Rasulullah bertemu dengan pemilik pohon kurma. “Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya (ranting) menjulur ke rumah si fakir itu, dan bagianmu sebagai gantinya pohon kurma di surga.” Sabda Rasulullah. Pemilik pohon kurma itu berkata. “Hanya sekian tawaranmu wahai Rasulullah? Bukankah semua orang tahu, bahwa pohon kurma yang diminta itu paling baik buahnya. Aku tidak setuju.”
Rupanya, pembicaraan Rasulullah dan pemilik pohon kurma itu terdengar oleh seorang dermawan. Ia segera menghadap Rasulullah. “Boleh saya ikut membantu memecahkan persoalan itu ya Rasul,” pinta si dermawan.
“Apakah tawaran pahala di surga berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadi milikku?” lanjutnya, kemudian Rasulullah menjawab, “Ya”.
Mendengar jawaban Rasulullah, si dermawan gembira sekali, ia pun segera menemui pemilik pohon kurma yang kikir itu. Kemudian pemilik pohon kurma itu berkata, “Apakah engkau tahu bahwa Rasulullah menjanjikan pohon kurma di surga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan aku telah menolaknya karena aku masih sayang kepada buah pohon yang sangat manis itu.”
“Apakah kau mau menjualnya,” tanya si dermawan, pemilik pohon kurma menjawab. “Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memenuhi keinginanku. Aku yakin pasti tidak akan ada yang sanggup.”
“Berapa yang engkau inginkan?” kata si dermawan. Dengan sombongnya pemilik pohon kurma itu berkata, “Aku inginkan empat puluh pohon kurma.”
Alangkah kagetnya, ketika si dermawan mendengar permintaan si pemilik pohon kurma. “Engkau minta yang bukan-bukan, itu tidak masuk akal. Namun, aku setuju atas permintaanmu karena semata-mata ridha Allah dan pahala surga. Sekarang aku minta saksi, jika engkau benar mau menukarnya,” kata si dermawan dengan tegas.
Setelah keduanya sepakat, si dermawan menghadap Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah, pohon kurma itu telah menjadi milikku. Aku akan serahkan pohon itu kepadamu ya Rasul.”
Mendengar kabar baik ini, Rasulullah berangkat menuju rumah orang fakir itu dan bersabda, “Ambillah pohon kurma itu untukmu dan keluargamu.”
Hikmah Cerita :
Orang-orang yang berbuat baik dan membelanjakan hartanya dengan keimanan dan takwa, akan Allah berikan kemudahan di dunia atau pun di akhirat.
Oleh Nisfulail Sofi Febrina, S.Ag
loading...
0 Response to "Si Kikir Dan Pohon Kurma"
Post a Comment