Dunia Nabi ~ Pada suatu waktu, seseorang menemui istri Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Fatimah binti Abdul Malik. Saat itu, Khalifah Umar telah wafat. Orang itu meminta Fatimah untuk menceritakan tentang Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Fatimah berkata, "Sebenarnya, jika ia masih hidup, tentu ia tidak suka aku menceritakannya. Namun, baiklah aku akan menceritakannya." Setelah itu, Fatimah mengatakan bahwa sebenarnya Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah seorang pemimpin yang mendahulukan kepentingan rakyatnya.
Ia bekerja keras untuk mengurusi keperluan rakyatnya. Pada siang hari, ia mengabdikan dirinya untuk melayani rakyatnya sambil berpuasa.
Pada sore hari, ia berhenti bekerja. Saat itu, ia harus mengurusi hal yang bersifat pribadi. Pada malam harinya, ia kembali mengurusi kepentingan rakyatnya. Untuk hal-hal yang bersifat pribadi, ia mengkhususkan lampu penerang dari dana pribadinya.
Ia hanya tidur sebentar dan kemudian shalat dua rakaat. Ia hanya tidur sebentar dan kemudian shalat dua rakaat. Saat terbaring di tempat tidur, ia akan berzikir dan kemudian air matanya mengalir terus.
Suatu ketika, Fatimah bertanya kepada Khalifah Umar tentang penyebab dirinya menangis. Khalifah Umar tidak mau menjawab. Kemudian, Fatimah berkata, "Aku ingin mengambil hikmah dari apa yang terjadi pada dirimu."
Akhirnya, Khalifah Umar bersedia menjelaskannya. Khalifah Umar mengatakan bahwa dirinya sedang merenung. Dalam renungan itu, ia menyadari bahwa dirinya bertugas mengurusi rakyat, baik kecil maupun besar dan dari warna kulit apa pun.
Setelah itu, Khalifah Umar akan teringat dengan rakyatnya yang fakir miskin, tawanan yang nestapa, dan perantau yang tersesat serta orang-orang yang kesusahan lainnya. Khalifah Umar sadar bahwa kelak dirinya akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang menimpa rakyat.
Hal itu membuat Khalifah Umar takut hingga meneteskan air mata. Demikianlah, Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang saleh dan selalu peduli dengan rakyatnya.
"Kebaikan seorang pemimpin adalah lebih baik dari pada kebaikan zaman."
Oleh Sugiasih, S.Si.
loading...
0 Response to "Umar bin Abdul Aziz Menangis"
Post a Comment