Dunia Nabi ~ Pada suatu ketika, Manshur bin Ammar bercerita tentang temannya. Temannya adalah seorang yang banyak mengumbar hawa nafsu. Namun, ia telah bertobat dan tampak sering beribadah.
Lama tidak terdengar kabarnya, Manshur mencari tahu tentang temannya tersebut. la mendengar temannya itu sakit. la pun berkunjung ke rumahnya. Alangkah terkejutnya Manshur melihat kondisi temannya. Temannya terbaring lemah tak berdaya. Wajahnya pucat dan matanya sayu. Manshur menasihatinya untuk memperbanyak ucapan La Ilaaha Illallah. Namun, ia hanya membuka matanya dan menatap dengan mata kosong ke arah Manshur. Manshur terus menasihatinya. Reaksinya tetap sama. Hal itu berlangsung hingga tiga kali.
Kemudian, temannya berkata, "Wahai Manshur, kata-kata itu tidak dapat aku ucapkan." Manshur berkata, "Di manakah shalat, puasa, tahajud, dan ibadah-ibadahmu yang lain?" Ia menjawab, "Tobatku adalah palsu belaka. Aku melakukannya agar orang lain melihatku berubah. Bila aku berada di rumah, aku minum khamar dan berbuat maksiat. Aku terus melakukannya hingga akhirnya aku jatuh sakit. Aku hampir mati. Kemudian, aku meminta putriku untuk mengambilkan AIQuran. Dengan Al-Quran di tangan aku berjanji, "Ya Allah dengan kebenaran Al-Quran ini, jika Engkau menyembuhkan aku, aku tidak akan melakukan kemaksiatan lagi.
Tidak lama kemudian, aku sembuh. Tidak lama pula, aku telah melanggar janjiku. Aku berbuat maksiat lagi. Aku punjatuh sakit dan sekarat. Lalu, aku mengambil Al-Quran dan berjanji kepada Allah tidak akan berbuat kemaksiatan bila Allah menyembuhkan aku. Aku pun sembuh dari sakitku.
Tidak lama berselang dari sakitku, aku berbuat dosa lagi. Kemudian, aku jatuh sakit dan hampir mati. Seperti dahulu, aku pun mengambil Al-Quran dan hendak membacanya. Namun, aku tidak dapat melihat satu huruf pun dalam Al-Quran. Aku sadar Allah telah murka kepadaku. Kemudian aku berucap, "Demi kesucian Kitab-Mu ini, bila Engkau berkenan menyembuhkan hamba dari sakit ini..."
Belum selesai aku berucap, terdengar suara, "Engkau bertobat dari dosa kala engkau menderita sakit. Kemudian, engkau kembali berbuat dosa di kala engkau sembuh. Betapa engkau telah terselamatkan dari banyak bencana. Banyak cobaan yang ada seharusnya membuka matamu. Apakah kamu tidak takut kematian, sementara engkau terus terlena dalam dosa."
"Apabila orang saleh memandang orang fasik, ia mendoakan, "Wahai Tuhanku, karuniakan kepadanya petunjuk, terimalah tobatnya, dan ampunilah kesalahannya."
Oleh Sugiasih, S.Si.
loading...
0 Response to "Orang Yang Bertobat Palsu"
Post a Comment