Dunia Nabi ~ Seorang nabi belum tentu seorang rasul. Seorang rasul pastilah seorang nabi. Bila seorang nabi menerima wahyu, wahyu itu hanya berlaku untuk dirinya sendiri. Namun bila seorang rasul menerima wahyu, wahyu itu berlaku untuk rasul tersebut dan untuk kaumnya.
Seorang nabi yang bukan rasul menerima wahyu melalui mimpi. Wahyu juga dapat diterima dari mendengar suara.
Suatu malam, seorang nabi bermimpi, dalam mimpinya ia mendengar suara. ”Pada esok hari pergilah ke arah barat, lalu lakukanlah lima hal yaitu makanlah sesuatu yang engkau lihat, sembunyikan, terima, jangan engkau memutuskan harapan dan lari.
Pada pagi harinya, nabi itu benar-benar keluar rumah dan berjalan ke arah barat. Setelah berjalan beberapa saat, ia melihat sebuah bukit yang besar yang berwarna hitam. Ia pun kebingungan, karena ia teringat perintah pertama yaitu memakan sesuatu yang ia lihat. ”Bagaimana mungkin aku memakan bukit sebesar ini.” Pikir nabi itu, meskipun kebingungan, ia tetap bertekad untuk melaksanakan perintah Tuhan.
Ia berjalan dengan penuh semangat untuk memakan bukit itu, ketika ia mendekat ke bukit, bukit itu semakin lama semakin kecil hingga tinggal sebesar sepotong roti. Nabi itu pun segera memakannya bukit yang berubah roti itu rasanya sungguh manis seperti madu.
Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya, beberapa saat kemudian, ia menemukan sebuah mangkok emas. Nabi itu teringat perintah yang kedua, yaitu menyembunyikan. Untuk itu, ia menggali lubang, setelah selesai menggali, mangkok emas itu di masukkan di dalam lubang dan ditutup kembali dengan tanah. Ia pun hendak melanjutkan perjalannya, namun tiba-tiba mangkok emas itu menyembul dari tanah. Nabi itu mengurungkan niatnya untuk pergi. Ia kembali menggali lubang dan menanam kembali mangkok emas itu. Hal itu terjadi hingga tiga kali. Namun, mangkok emas itu tetap menyembul ke atas.
Nabi itu teringat dengan perintah yang ketiga, yaitu menerima. ”Ya Tuhan, aku telah melaksanakan perintah-Mu.” Kata Nabi itu. Ia menerima amanah dari Allah dan melaksanakannya, kemudian, ia pun melanjutkan perjalanan.
Setelah beberapa lama, ia melihat burung elang yang mengejar burung kecil. Burung kecil itu berteriak minta tolong kepada nabi itu. Nabi itu merasa kasihan dengan melihat burung kecil. Untuk itu, nabi menangkap burung kecil, kemudian ia menyembunyikan burung kecil itu dibalik bajunya. Burung elang itu berkata, “wahai nabi Allah, aku sedang kelaparan, sejak pagi aku telah mengejar burung kecil itu. Janganlah engkau memutus harapanku untuk memperoleh makanan.” Nabi itu teringat dengan perintah ke empat, yaitu jangan memutus harapanku. Ketika itu, ia kebingungan, ia merasa kasihan dengan kedua burung itu. Akhirnya, ia memotong daging di pahanya dan memberikan daging itu kepada burung elang tersebut. Burung kecil itu pun dilepaskan.dengan demikian, burung kecil itu selamat dan burung elang itu tidak kelaparan lagi.
Setelah itu, nabi melanjutkan perjalanannya, ketika itu, ia menemukan bangkai yang sangat busuk dengan bau yang sangat menyengat.Ia teringat dengan perintah kelima, yaitu menjauh, untuk itu ia segera berlari dari bangkai itu. Setelah itu, ia kembali ke rumahnya.
Pada malam harinya, ia berdoa agar Allah memberitahukan maksud kejadian-kejadian itu. Pada malam itu, ia benar-benar bermimpi. Saat itu Allah menjelaskan arti kejadian-kejadian itu. Bukit yang dimakan oleh nabi itu adalah amarah.
Namun, bila sabar menahan amarah, seseorang akan merasakan rasa manis seperti madu. Mangkok emas itu merupakan simbol amal kebaikkan. Sekalipun amal kebaikkan itu disembunyikan, tetapi tetap akan terlihat juga. Kejadian ketiga berkaitan dengan menerima amanah dan melaksanakan amanah tersebut. Kejadian burung elang dan burung kecil berkaitan dengan memberikan pertolongan kepada orang lain. Jika orang lain meminta bantuan, kita sebisa mungkin memberikannya sekalipun kita membutuhkannya. Bangkai yang busuk itu menyimbolkan ghibah. Ghibah adalah menceritakan keburukan-keburukan orang lain, jauhilah orang-orang yang sedang membicarakan orang lain.
Sumber : Penyejuk Hati Islami
loading...
0 Response to "Kisah Mimpi Seorang Nabi"
Post a Comment