Dunia Nabi ~ Pada suatu masa ada seorang raja yang bernama Nu’man bin Amri Al-Qais, Al-Akbar. Ketika itu, ia membangun sebuah khurnaq, yaitu istana yang megah dan dilengkapi dengan taman dan benteng.
Pada suatu hari Nu’man berjalan bersama para pengawal dan penasehatnya menuju ke khurnaq lalu ia bertanya, ”menurut kalian, apakah ada orang yang memiliki kekayaan yang seperti yang aku miliki saat ini”? Para pengawal dan penasehatnya menjawab, ”Tidak”. Namun ada seorang penasihat yang hanya diam saja.
Nu’man bertanya lagi, ”Mengapa engkau tidak menjawab pertanyaanku?” Penasehat itu berkata, ”Wahai raja, jika engkau mengizinkan aku berbicara, aku akan berbicara, ”Nu’man menjawab “Berbicaralah”. ”Wahai raja, apakah menurutmu kekayaan yang engkau miliki bersifat kekal? Bukankah kekayaanmu hanyalah warisan dari pendahulu mu dan kekayaan itu juga akan lenyap dari sisimu”? kata penasehat itu. Raja menjawab, ”memang benar, kekayaan itu memang aku peroleh dari pendahuluku. Kekayaan itu pun tidak kekal karena kekayaan itu akan hilang dari sisiku”. Kemudian penasehat berkata lagi, ”Mengapa engkau merasa bangga pada kekayaan itu yang bersifat sementara, padahal hanya Allah swt yang kekal”? Mendengar perkataan penasehat itu Nu’man pun menangis.
Setelah itu, Nu’man meminta pendapat penasehat itu tentang permasalahan yang dihadapinya. Penasehat itu memberikan dua alternatif.
Pertama, Nu’man tetap berkuasa sebagai raja dan mentaati segala perintah Allah swt. Kedua, Nu’man melepaskan jabatannya sebagai raja dan pergi ke gunung untuk mengabdikan diri kepada Allah swt, dengan terus beribadah.
Penasehat itu menambahkan bahwa bila hal itu dilakukan, Nu’man akan memperoleh kehidupan yang kekal dan baik, selalu sehat dan memperoleh kekuasaan terus menerus.
Pada akhirnya Nu’man memutuskan untuk menanggalkan jabatannya lalu ia dan penasehat itu pergi berkelana. Ia menjadi ahli ibadah hingga ajal menjemputnya.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang menyirami tanaman sehingga mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah swt serta ke ridhaan-Nya.
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu” (surat Al-Hadid ayat 20).
Referensi : Teladan Islami
loading...
0 Response to "Kisah Teladan Raja Dan Penasehatnya"
Post a Comment