Kisah Singkat Abu Hurairah Sahabat Nabi

Dunia Nabi ~ Nama sebenarnya Abu Hurairah adalah Abdu Syamsi bin Shakhr Ad-Dausi. Setelah masuk Islam, Rasulullah memberikan nama Abdurrahman. Namun, ia lebih dikenal sebagai Abu Hurairah (Bapak kucing kecil). Hal ini terjadi karena ia sangat menyayangi binatang. Ketika itu, ia memelihara kucing yang selalu ia beri makan dan tempat. Ia juga suka menggendong kucingnya kemanapun ia pergi. Oleh karena itulah, ia dikenal sebagai bapak kucing.


Abu Hurairah adalah salah satu seorang sahabat Rasulullah yang banyak meriwayatkan hadist. Bahkan, ia adalah seorang penghafal hadist terbesar sepanjang masa. Hal itu ia peroleh bukan karena ia pandai menulis, tetapi karena ia memiliki kemampuan menghafal dengan baik. Tidaklah mengherankan kalau kita sering mendengar seorang ulama atau pendakwah menyebut, “dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda….”. Jadi, ia mampu meriwayatkan banyak hadist karena ketajaman daya ingatnya.

Ia adalah seorang yang miskin. Ia sering kali mengikat perutnya dengan batu-batu untuk menahan rasa lapar. Ia tak memiliki tanah yang dapat digarap. Ia juga tak sibuk berdagang. Oleh karena itu, ia menghabiskan waktunya dengan menemani Rasulullah, baik saat dalam perjalanan maupun saat menetap. Abu Hurairah dari kabilah Azad yang tinggal di daerah Daus, Yaman. Sejak kecil, ia telah akrab dengan kemiskinan. Ia bukanlah termasuk golongan awal yang masuk Islam. Ia memeluk agama Islam pada tahun ketujuh Hijriah, selama empat tahun, yaitu sejak memeluk agama Islam hingga Rasulullah wafat, ia hamper tidak pernah terpisah dari Rasulullah, kecuali pada saat tidur. Ia selalu mendengarkan perkataan Rasulullah dengan penuh kecintaan.

Setelah Rasulullah wafat, Abu Hurairah banyak meriwayatkan hadist. Hal itu menyebabkan banyak sahabat yang keheranan. Di antara sahabat ada yang curiga atau meragukan hadist yang disampaikan oleh Abu Hurairah. Untuk permasalahan itu, Abu Hurairah menyatakan pendapatnya. Menurutnya, orang-orang Muhajirin yang lebih dahulu memeluk Islam tidak banyak menyampaikan hadist karena mereka sibuk berdagang di pasar. Sementara itu, orang-orang Anshar juga tidak banyak meriwayatkan hadist karena mereka sibuk menggarap lahan pertaniannya. Abu Hurairah mengatakan bahwa dirinya adalah orang miskin sehingga ia memiliki banyak waktu untuk menemani Rasulullah. Ia selalu hadir dan mengingat perkataan Rasulullah, sedangkan sahabat yang lain absen dari majelis Rasulullah atau lupa dengan perkataan Rasulullah karena kesibukan. Ia menyampaikan hadist karena ia merasa bertanggung jawab kepada agamanya, yaitu menyampaikan kebaikan dan kebenaran. Ia tidak ingin digolongkan sebagai orang yang lalai menyampaikan kebenaran dan akan mendapat hukuman karenanya.

Marwan bin Hakam hendak menguji kemampuan Abu Hurairah dalam menghafal hadist. Pada suatu ketika, Marwan bin Hakam meminta Abu Hurairah untuk meriwayatkan beberapa hadist. Saat itu Marwan meminta seseorang menulis hadist-hadist tanpa diketahui oleh Abu Hurairah. Setelah satu tahun berlalu, Marwan kembali meminta Abu Hurairah meriwayatkan hadist yang sama. Ternyata, tidak ada satu kata pun dari hadist-hadist itu yang terlewat oleh Abu Hurairah. Selain sebagai perawi hadist, Abu Hurairah adalah juga seorang ahli ibadah. Ia sering kali melewatkan malamnya beribadah bersama anak dan isterinya.

Keislaman Ibunda Abu Hurairah

Pada suatu ketika, Abu Hurairah mengajak ibunya memeluk agama Islam. Namun, ibunya menolaknya. Malahan, ibunya sering kali menjelek-jelekkan Rasulullah. Hal itu membuat Abu Hurairah sakit hati dan sangat risau. Pada suatu hari ia kembali mengajak ibunya untuk memeluk agama Islam. Akan tetapi, ibunya kembali menolaknya. Kali ini, ibunya mengucapkan kata-kata tentang Rasulullah yang lebih menyakitkan hati Abu Hurairah. Kemudian, Abu Hurairah menemui Rasulullah sambil menangis. Abu Hurairah berkata, “Ya Rasulullah, aku menyampaikan ajaranmu kepada ibuku. Namun, ia menolak. Ia juga mengatakan sesuatu tentang engkau yang aku benci. Doakan ibuku agar Allah memberikan petunjuk kepadanya”. Kemudian, Rasulullah berdoa, “Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada ibu Abu Hurairah”.

Kemudian, Abu Hurairah kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia mendapati pintu rumahnya terkunci. Ketika itu, Abu Hurairah mendengar gemercik air. Kemudian terdengar suara ibu Abu Hurairah, “Tetaplah di tempatmu, wahai Abu Hurairah !”. Setelah beberapa waktu, ibu Abu Hurairah keluar dengan memakai baju kurung dan selendangnya dan mengucapkan, “Wahai Abu Hurairah, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusannya”.

Mengetahui hal itu, Abu Hurairah segera berlari ke tempat Rasulullah sambil menangis. Kali ini, ia menangis bahagia. Ia menyampaikan kabar gembira ini kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, doamu telah dikabulkan Allah”. Setelah itu, Abu Hurairah juga meminta agar Rasulullah mendoakan dirinya dan ibunya dicintai oleh orang-orang mukmin. Rasulullah pun berdoa, “Ya Allah, hamba-Mu Abu Hurairah dan ibunya, jadikanlah mereka dicintai oleh orang-orang mukmin”.

Abu Hurairah Dan Kelaparan

Abu Hurairah adalah seorang yang miskin. Namun, ketiadaan harta tidak menghalanginya untuk menyertai Rasulullah. Suatu ketika, orang-orang pernah mengira Abu Hurairah sakit ayan, padahal sebenarnya tidak. Saat itu, ia berada di masjid dan sedang kelaparan. Ia mengikat batu-batu pada perutnya dan menekan ulu hatinya dengan tangannya. Ia pun terjatuh dan menggeliat-geliat sehingga orang-orang menyangka dirinya sakit ayan.

Suatu ketika, ia sangat lapar dan duduk di pinggir jalan. Ketika itu, Abu Bakar lewat di depannya. Abu Hurairah pun segera menghampirinya dan memintanya untuk membacakan satu ayat. Sebenarnya, ia berharap Abu Bakar akan memberikan pekerjaan. Akan tetapi, setelah membacakan satu ayat, Abu Bakar berlalu begitu saja. Kemudian, Umar bin Khattab lewat di depannya. Ia pun meminta diajari satu ayat. Ia berharap hal yang sama. Namun, Umar bin Khattab juga hanya membacakan satu ayat. Setelah beberapa saat, Rasulullah lewat di depannya. Rasulullah mengetahui isi hati Abu Hurairah. Rasulullah pun mengajak Abu Hurairah ke rumahnya. Di rumahnya, Rasulullah menemukan sebaskom susu. Kemudian, Rasulullah bertanya, “Dari mana susu ini ?” Rasulullah diberi tahu bahwa seseorang telah memberikan susu itu. Rasulullah berkata, “Wahai Abu Hurairah, panggilkan para ahli sufah”. Ahli sufah adalah orang yang turut hijrah bersama Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah dengan membawa harta seadanya atau dalam keadaan serba kekurangan. Setelah para ahli sufah berkumpul, susu itu dibagikan kepada para ahli sufah, Abu Hurairah bergabung dengan para ahli sufah, Abu Hurairah juga mendapatkan susu. Sejak saat itu, Abu Hurairah bergabung dengan para ahli sufah dan tinggal di dekat masjid. Demikianlah, Abu Hurairah selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, sekalipun dalam keadaan sangat miskin.

Abu Hurairah Menikah Dengan Putri Majikannya

Abu Hurairah dikenal sebagai orang yang taat beribadah. Sekalipun ia miskin, banyak orang yang menghormati dan memuliakannya. Hal terbukti ketika majikan Abu Hurairah yang kaya menikahkan Abu Hurairah dengan putrinya, Bisrah binti Gazwan. Abu Hurairah dianggap sebagai orang mulia karena kesalehannya. Islam telah mengubah kehidupan masyarakat saat itu dari memandang seseorang berdasarkan kekayaan dan kedudukan menjadi ketaatan pada ajaran agama.

Setelah menikah, Abu Hurairah tidaklah miskin lagi. Kebutuhan dirinya dan keluarganya tercukupi. Meskipun demikian, harta yang dimilikinya tidak menjadikan dirinya lalai dalam beribadah. Ia membagi malam hari menjadi tiga bagian yaitu satu bagian untuk membaca Al-Quran, satu bagian untuk tidur dan keluarganya, dan satu bagian lagi untuk mengulang-ulang hadist. Abu Hurairah adalah orang berharta yang banyak bersedekah dan tidak sombong. Ia menyumbangkan rumahnya di Madinah untuk para pembantunya. Abu Hurairah menerapkan hidup sederhana kepada dirinya dan keluarganya.
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Kisah Singkat Abu Hurairah Sahabat Nabi Silahkan baca artikel Dunia Nabi Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Kisah Singkat Abu Hurairah Sahabat Nabi Sebagai sumbernya

0 Response to "Kisah Singkat Abu Hurairah Sahabat Nabi"

Post a Comment

Kisah Nabi Lainnya