Kaget Berpuasa 16 Jam

Dunia Nabi ~ Saat itu jam di tangan saya menunjukkan pukul 17.30 waktu Portland Amerika Serikat. Saya merasa senang karena satu jam lagi akan berbuka puasa. Tetapi, rasa senang itu berubah begitu ingat bahwa sekarang saya sudah berada jauh puluhan ribu kilometer dari tanah kelahiran saya, Indonesia


Jika mengingat hal itu, saya tertawa sendiri, Ya tahun 2014 lalu merupakan tahun pertama saya menjalankan puasa Ramadhan di negeri orang.

Ramadhan tahu lalu, tepatnya akhir Juni 2014 sampai akhir bulan Juli di Amerika, sedang mengalami musim panas. Waktu imsak jatuh pada pukul 04.00  sementara maghrib hampir pukul 21.00. Jika dihitung sekitar 16 jam saya berpuasa.

Lantaran belum terbiasa saya merasa sangat lapar dan haus saat itu, tetapi setelah menjalani puasa selama tujuh hari alhamdulillah, saya sudah terbiasa.

Yang juga membuat saya tidak terbiasa adalah saat musim panas tiba. Di Amerika khususnya di tahun 2014 panasnya sangat ekstrem suhunya hampir mencapai 37 derajat celsius, dan ini hampir terjadi di seluruh wilayah Amerika.

Sedangkan saat musim dingin di bulan Desember, Februari, suhunya mencapai 5-10 derajat celsius, saat itu waktu subuh antara jam 05.00 sampai 08.00, lebih singkat dibanding saat musim panas.

Portland merupakan sebuah kota yang terletak di bagian barat Amerika. Tepatnya di negara bagian Oregon, yang berdekatan dengan Washington, penduduk Oregon kurang lebih 5 juta orang, 70% penduduk kulit putih, 2.88% kulit hitam atau Afrika 6% Latino atau  Amerika Selatan, 4% Asia, 1.4% Indian dan 2.1% Arab.

Saya tinggal di Oregon, yang terkenal sebagai daerah perbukitan dan pegunungan. Disini banyak aktivitas autbond seperti hiking, climbing, dayung, mancing dan lain-lain. Karena itulah, banyak turis lokal dan internasional datang untuk berpetualangan.

Sebagai pemeluk agama minoritas, saya harus ekstra memperkuat iman dan pengetahuan Islam. Selain untuk ketahanan hidup di negeri asing, juga bahan pengetahuan jika sewaktu ada pertanyaan dari warga Oregon tentang Islam.

Di daerah tempat saya tinggal tidak banyak berdiri masjid. Di Portland City ada beberapa masjid walaupun banguanannya tak terlihat seperti masjid, karena dari luar bangunannya hanya seperti rumah tinggal.

Selain itu, ada satu masjid besar di Downtown Portland yang jika ditempuh hanya sekitar 30 menit dari kediaman saya. Insya Allah, akan ada dua lagi masjid besar yang segera dibangun. Salah satunya masjid yang berada di Beaverton dekat dengan rumah saya.

Jika di Indonesia banyak masjid yang mengumandangkan adzan saat tiba waktu shalat, di Oregon hal tersebut tidak saya rasakan, sehingga untuk menjalankan shalat berjamaah di masjid sangat jarang sekali.

Islam Di Portland

Sebelum tinggal di Portland saya sempat berpikir bagaimana jika saya tidak bisa berinteraksi dengan sesama Muslim. Namun saya bersyukur, kekhawatiran itu tidak terjadi Alhamdulillah, ketika di jalanan atau tempat saya bekerja masih ada Muslimah yang berjilbab, bahkan ada juga lelakinya yang menggunakan gamis untuk kegiatan sehari-hari.

Beberapa komunitas Muslim terutama dari Indonesia dan Malaysia kerap melakukan aktivitas ke-Islaman yang disebut usrah (kelompok). Usrah itu dibentuk sejak akhir tahun 1990 sebagai tempat untuk menjalin silaturahim dan belajar ke-Islaman.

Di sini banyak juga Muslim yang sudah sukses ikut bergabung sehingga tak sulit untuk mengumpulkan dana untuk pembangunan masjid. Sebelum masjid berdiri kalangan Muslim di Portland telah mempunyai sekolah untuk anak-anak kecil dan remaja yang disebut Sunday School. Mereka diajarkan pengetahuan terkini tentang Islam dan sejarah Islam, mereka belajar hanya hari Sabtu dan Minggu, sebab pada dua hari tersebut, semua sekolah di Portland libur.

Banyak di antara kami sharing tentang Islam setelah makan dan shalat berjamaah. Mereka cerita apa saja mengenai Islam, siapa saja boleh mengisi atau memberikan pengetahuannya.

Pengurus usrah terdiri dari orang Indonesia dan Malaysia, baik mahasiswa, pengusaha, atau  warga Negara Indonesia yang sudah menetap di Portland sejak belasan tahun. Selain pengajian, kami juga mengadakan kegiatan piknik, camping dan naik sepeda bersama. Juga sesekali mengundang ustadz-ustadz untuk mengisi ceramah.

Tidak kala pentingnya adalah pusat makanan Indonesia. banyak dari mereka yang kangen dengan masakan khas Nusantara, sehingga mereka datang ke Portland.

Khusus saat bulan Ramadhan, usrah sering mengadakan silaturahim, sepekan sekali, atau kadang tiap hari sekali. Biasanya saat berbuka puasa bersama dan lokasinya berubah-ubah, terutama di rumah yang memiliki halaman yang agak luas.

Selain itu, usrah juga mengadakan shalat Tarawih secara berjamaah, tetapi karena waktunya agak larut malam dan lokasinya agak jauh, Tarawih berjamaah dilakukan tidak setiap hari, dalam sepekan hanya sekali atau dua kali.

Seperti halnya di Indonesia, saat puasa saya juga berkesempatan menyantap menu khas Ramadhan seperti kolak, es buah atau gorengan.

Malam takbiran, di Portland tidak semeriah di Indonesia. Saat malam menjelang puasa hari terakhir, kami berkumpul dan silaturahim agak lama, sempai menjelang dini hari.

Setelah shalat Id, biasanya Muslim Indonesia berkumpul di rumah mertua saya. Pak Miza yang sudah tinggal di Portland sejak awal tahun 2007. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tempat kami biasanya juga menjadi tempat berkumpul bagi orang-orang Indonesia yang tidak pulang kampung.

Saat itu, hari raya Id jatuh  tidak pada tanggal merah (libur) jadi biasanya umat Islam mengambil cuti satu atau dua hari untuk berlebaran. Waktu libur tersebut kami gunakan untuk bersilaturahim.

Alhamdulillah, insya Allah tahun  ini adalah yang kedua kali saya berpuasa di Portland, sama seperti tahun lalu, pada tahu 2015 ini puasa Ramadhan dibarengi dengan musim panas. Tentunya saya merasa kangen dengan suasana Ramadhan dan Idul Fitri di tanah air. Indonesia....!!!!!.

Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup


loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Kaget Berpuasa 16 Jam Silahkan baca artikel Dunia Nabi Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Kaget Berpuasa 16 Jam Sebagai sumbernya

0 Response to "Kaget Berpuasa 16 Jam"

Post a Comment

Kisah Nabi Lainnya