Belajar Berbagi Dari Nabi Yusuf

Dunia Nabi ~ Cerita Nabi Yusuf memenuhi satu surat dalam Al-Qur’an, sebanyak 111 ayat, semuanya berkisah indah tentang Yusuf.  Di sebutkan, tak ada seorang Nabi pun yang dikhususkan dalam satu surat tertentu kecuali kisah putra dari Nabi Yaqub bin Nabi Ishak, semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan atas mereka selalu.


Dalam kisah tersebut, terdapat kisah kesabaran yang nyaris tanpa batas yang diperagakan oleh nabi Yusuf dalam menghadapi perlakuan saudara-saudaranya. Kesabaran itu tak lain adalah teladan yang diwariskan oleh sang ayah. Sifat demikian dinamai sebagai sabar yang indah (Shabrun jamil) dalam al-Qur’an.

Ada juga ketegaran Nabi Yusuf yang berulang kali di zhalimi oleh orang-orang dekat di sekelilingnya. Tapi hal itu justru dijadikan batu loncatan buat meraih keimanan yang lebih tinggi. 

Tidak kalah menarik adalah sikap Nabi Yusuf, yang tak lelah berbagi kebaikan kepada orang lain. Tak peduli apapun perlakuan dan balasan yang didapat, itu sama sekali tidak mengurangi semangatnya untuk berbagi.

Firman Allah. “Maka ketika mereka masuk ke tempat Yusuf, mereka berkata; “Hai Al-Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka sempurnakanlah timbangan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan  kepada orang-orang yang bersedekah.” (QS.Yusuf ayat 88).

Inilah kebaikan yang tercatat oleh tinta emas dalam sejarah Nabi Yusuf bukan tidak tahu tentang tangan-tangan kotor yang pernah mencampakkan dirinya ke sumur tak bertuan di tengah gurun. Dia juga  sebenarnya masih ingat soal iri hati saudara-saudaranya dan berbagai perlakuan serta perkataan yang melecehkannya. Puncaknya, semua sepakat menyusun makar dan tega membohongi ayah mereka yang sudah renta tersebut.

Tapi lihat apa yang diperbuat oleh Nabi Yusuf. Dia bergeming dari semua bisikan itu, tidak ada buruk sangka atau rasa dendam. Apalagi memproklamirkan kesumat dan keinginannya untuk membalas. Justru cahaya keimanan yang memancarkan sinarnya yang benderang.

Mengalirkan energi positif dan motivasi untuk berbagi kebaikan yang seolah tak  pernah kendur.

Bagi seorang Muslim, pantang menodai hati yang bersih dengan setitik nilai. Semakin banyak memberi  niscaya akan membuatnya kian menikmati ketenangan dan kedamaian hati. Sebab peduli, empati, dan keinginan tampil berbagi dan berkontribusi menjadikannya senantiasa berpikir positif dan berada dalam lingkaran kebaikan selalu.

Segala urusan dipandangnya sebagai lahan untuk menabur benih kebaikan. Setiap urusan di hadapi dengan sangka baik kepada Allah. Selanjutnya, ia akan mencari peluang di balik tantangan kesempatan di balik kesempitan untuk hadir menjadi sosok pemenang.

Dia sadar, berbagi kepada orang lain bukan harus menunggu jadi orang kaya raya dahulu. Jika dirinya peduli tidak bermaksud kalau ia tak punya masalah dalam hidupnya.

Sebagaimana saat mendoakan kebaikan atas saudaranya, itu justru sebagai tanda cintanya kepada saudaranya tersebut. Semuanya ditunaikan atas nama cinta kepada kebaikan. Seraya berharap semoga dirinya pun mendapat sepercik keberkahan dari kebaikan tersebut.

Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Anas bin Malik ra, pembantu Rasulullah, dari Nabi bersabda; “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Ibnu Rajab Al-Hambali, semoga Allah merahmatinya, berkata  mengenai hadits di atas. Di antara tanda iman yang wajib adalah seseorang mencintai saudaranya yang beriman lebih sebagaimana ia mencintai dirinya. Ia pun tidak ingin sesuatu ada pada saudaranya, sebagaimana ia tidak suka hal itu ada padanya. Jika cinta semacam ini lepas, maka berkuranglah iman nya.


loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Belajar Berbagi Dari Nabi Yusuf Silahkan baca artikel Dunia Nabi Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Belajar Berbagi Dari Nabi Yusuf Sebagai sumbernya

0 Response to "Belajar Berbagi Dari Nabi Yusuf"

Post a Comment

Kisah Nabi Lainnya