Dunia Nabi ~ Para tokoh pembesar Quraisy mulai merasa terancam dengan ajaran Nabi Muhammad, mereka pun melakukan berbagai hal untuk membendung pengaruh ajaran Islam. Salah satunya meminta para penyiar membuat puisi yang menjelek-jelekkan Nabi Muhammad.
Mereka juga meminta Nabi Muhammad menunjukkan mukjizat, di antaranya mereka meminta Bukit Shafa dan Bukit Marwa disulap menjadi emas. Mereka menanyakan tentang ketidak munculan Malaikat Jibril di hadapan mereka. Kaum musyrik juga mengejek dengan mengajukan pertanyaan. “Mengapa Tuhanmu tidak menurunkan wahyu tentang harga barang pada esok hari?”
Kaum musyrik terus menyerang Nabi Muhammad dan kaum muslim, mereka sering kali berdebat tentang ajaran Islam.
Setelah itu, Allah menurunkan wahyu surat Al-Araaf ayat 188. Katakanlah, Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemuharatan kecuali yang dikehendaki oleh Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
Nabi Muhammad hanya memberi peringatan dan membawa kabar gembira. Kaum musyrik menuntut mukjizat padahal ketika ditunjukkan mujizat pun mereka seringkali ragu-ragu.
Baca juga: Kisah Hilful Fudhul
Nabi Muhammad saw pun sudah terang-terangan menyebut berhala-berhala mereka, yang sebelum itu tidak pernah disebut-sebutnya. Ia mencelanya, padahal sebelum itu tidak pernah dilakukan. Hal ini menjadi masalah besar bagi kaum Quraisy dan dirasakan menusuk hati mereka, Nabi Muhammad saw sekarang mulai sungguh-sungguh menjadi perhatian mereka, sampai sejauh ini mereka hanya memperolok kata-katanya.
Pada saat mereka sedang duduk-duduk di Darun Nadwah atau di sekitar Ka’bah dengan berhala-berhala yang ada mereka membual dengan sikap mengejek dan berolok-olok. Akan tetapi, jika yang mereka sembah dan disembah oleh nenek moyang mereka, termasuk Hubal. Lata, Uzza dan semua berhala, maka penghinaan itu menjadi masalah yang serius, mereka tidak segan-segan berlaku kasar.
“Dan orang-orang kafir Mekkah berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah, Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata.”
Oleh Sugiasih, S.Si.
0 Response to "Penentangan Terhadap Ajaran Nabi Muhammad"
Post a Comment