Dunia Nabi ~ Sejak usia yang sangat muda, Muhammad telah mengenal kegiatan berdagang hingga ke negeri Syam, selain itu Muhammad juga telah mengenal arti memanggul senjata.
Hal itu terjadi saat Perang Fijar berlangsung, ketika itu, Muhammad mendampingi paman-pamannya berperang. Perang Fijar terjadi di antara kabilah-kabilah Arab, yaitu antara kabilah Quraisy dan kabilah Hawazin. Dinamakan Perang Al-Fajar karena perang itu terjadi dalam bulan-bulan suci yang seharusnya kabilah-kabilah itu tidak boleh berperang.
Ketika terjadi perang itu, Muhammad berumur sekitar lima belas tahun. Muhammad bertugas untuk mengumpulkan anak-anak panah itu untuk digunakan oleh paman-paman Muhammad untuk melawan pihak Hawazin. Ada juga yang menyatakan bahwa Muhammad juga turut melemparkan anak panah. Perang Fijar berakhir dengan kesepakatan damai di antara kedua belah pihak.
Perang Fijar berlangsung selama empat tahun berturut-turut, tetapi hanya berlangsung beberapa hari saja dalam setahun. Selebihnya, masyarakat Arab kembali pada kegiatan sehari-hari, mereka bekerja dan bersenang-senang seperti biasanya. Mereka juga banyak menghabiskan waktunya dengan suatu hiburan hingga puas, mereka juga minum-minuman yang keras.
Apakah Muhammad muda juga melakukan hal yang sama? Tentu saja tidak, apakah hal ini karena beliau bukan termasuk golongan yang mampu? Apakah beliau sangat menginginkan kesenangan itu, tetapi karena kemiskinannya beliau tidak dapat bersenang-senang? Ternyata bukan karena hal itu. Kenyataannya orang-orang yang hidup dalam kemiskinan pun mampu bersenang-senang, Muhammad memiliki jiwa yang bersih dan menjauhi kesenangan duniawi.
Pada suatu ketika, Muhammad sedang menggembala kambing bersama seorang kawannya, pada saat itu beliau berkeinginan untuk bermain-main seperti pemuda-pemuda lain. Beliau meminta kawannya untuk menjaga kambing-kambingnya. Pada malam hari beliau hendak bermain-main seperti halnya pemuda-pemuda lainnya. Belum sampai di tempat yang dituju, beliau melihat pesta pernikahan, ia pun mendatanginya, tetapi tiba-tiba beliau tertidur. Pada malam berikutnya beliau pergi dengan tujuan yang sama. Namun, beliau mendengar bunyi musik yang indah seolah-olah turun dari langit. Beliau pun menikmatinya hingga tertidur sampai pagi. Muhammad benar-benar terhindar dari segala perbuatan yang tercela.
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertaqwa itu lebih mulia dari pada mereka di hari kimat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendki-Nya tanpa batas.” (QS Al- Baqarah ayat 212).
0 Response to "Nabi Muhammad Yang Menjauhi Kesenangan Duniawi"
Post a Comment