Dunia Nabi ~ Menjadi milenial yang berhasil mengisi hidup dengan baik, tentu dambaan setiap insan muda. Akan tetapi, bagaimana kalau ditingkatkan derajatnya, tidak sekedar berhasil tetapi berkedudukkan penting dalam kehidupan?
Sosok yang seperti itu ada pada diri Muadz bin Jabal ra. Rasulullah saw mengakui ketajaman pikirannya. Utamanya dalam perkara halal dan haram, sampai sahabat Nabi yang terkenal pemberani, Umar bin Khathab berkata, “Kalau tak ada Muadz bin Jabal tentulah aku binasa.” Sosok Muadz adalah milenial yang sangat menyanggupkan dan membahagiakan Nabi.
Pemandangan indah terjadi kala Rasulullah hendak mengirimnya ke Yaman. Nabi bertanya kepada Muadz. ”Apa yang menjadi pedomanmu dalam mengadili sesuatu, hai Muadz?
“Kitabullah,” jawab Muadz. Bagaimana jika kamu tidak jumpai dalam Kitabullah?” tanya Rasulullah, pula. “Saya putuskan dengan Sunnah Rasul.”
“Jika tidak kamu temui dalam Sunnah Rasulullah?” “Saya pergunakan pikiranku untuk berjihad, dan saya takkan berlaku sia-sia.” Jawab Muadz.
Maka berseri-serilah wajah Rasulullah, “Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepada utusan Rasulullah sebagai yang diridhoi oleh Rasulullah,” sabda beliau.
Sosok Muadz ini penting dikaji oleh kaum milenial masa kini agar orientasi hidupnya tidak semata-mata mengejar kehidupan dunia. Lalu melupakan sisi paling esensial dalam hidup seorang Muslim, yakni perkara halal dan haram.
Lebih dari itu, Muadz adalah sosok milenial yang benar-benar memahami hakikat kebenaran, sehingga Rasulullah senantiasa memberikan perhatian dan nasihat kepadanya.
Suatu hari, Rasulullah bertemu dengan Muadz, dan bersabda: “Hai Mua’dz ! Demi Allah, aku sungguh sayang kepadamu, maka jangan lupa setiap habis shalat mengucapkan, “Ya Allah, bantulah aku selalu ingat dan syukur serta beribadat dengan ikhlas kepada-Mu.”
Pada kesempatan lain Rasulullah bertemu dengan Mu’adz, maka beliau bertanya, bagaimana keadaanmu di pagi hari ini, hai Mu’adz?” Dipagi hari ini aku benar-benar telah beriman, ya Rasulullah,” jawabnya.
“Setiap kebenaran ada hakikatnya,”kata Nabi pada pula, maka apakah hakikat keimananmu?”
“Setiap berada dipagi hari, aku menyangka tidak akan menemui lagi waktu sore. Dan setiap berada diwaktu sore, aku menyangka tidak akan mencapai lagi waktu pagi.
Dan tiada satu langkah pun yang kulangkahkan, kecuali aku menyangka tiada akan diringi dengan langkah lainnya. Dan seolah-olah kesaksian setiap umat jatuh berlutut dipanggil melihat buku catatannya. Dan seolah-olah kusaksikan penduduk surga menikmati kesenangan surga. Sedang penduduk neraka menderita siksa dalam neraka.”
Maka Rasulullah bersabda, “Memang kamu mengetahuinya, maka pegang teguhlah jangan dilepaskan!”
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
loading...
0 Response to "Muadz Bin Jabal, Komitmen Pada Kebenaran"
Post a Comment