Dunia Nabi ~ Kisah ini berkaitan dengan Syeikh Hasan bin Sufyan Asy-Syaibani pada masa mudanya. Ia adalah seorang ulama ternama yang sangat mendalami ilmu hadits.
Pada suatu masa, ia dan delapan pemuda lainnya pergi dari Maroko ke Mesir menuntut ilmu dalam bidang hadits Nabi. Ketika itu, ilmu tersebut adalah ilmu yang dibanggakan bagi siapa saja yang mempelajarinya.
Saat itu adalah bulan Ramadhan. Penduduk Mesir menyambutnya dengan gembira. Namun, hal itu tidak terjadi dengan Hasan bin Sufyan dan teman-temannya. Mereka tinggal di salah satu sudut Masjid Sultan Ahmad Thoulon. Sudah tiga hari mereka tidak makan karena kehabisan bekal. Mereka benar-benar kelaparan sehingga mereka mengikat perut mereka dengan kain. Kondisi fisik mereka sangat lemah.
Kemudian, kesembilan pemuda itu memutuskan untuk mengemis kepada orang-orang kaya di Mesir. Salah satu di antara mereka akan mengemis, sedangkan delapan lainnya akan belajar. Untuk menentukan orang yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, mereka melakukan undian. Orang yang mendapat undian nomor satu akan mengemis pada hari itu. Pada hari berikutnya orang yang mengemis adalah orang yang mendapat undian nomor dua. Begitu seterusnya. Kebetulan orang yang mendapatkan undian nomor satu adalah Hasan bin Sufyan.
Sebelum mengemis, Hasan bin Sufyan mengambil wudhu dan melaksanakan shalat dua rakaat. Dalam sujudnya yang lama, Hasan menangis. Ia berdoa, "Ya Allah Yang Maha Berkuasa. Sebelum kami meminta kepada hamba-Mu, kami memohon kepada-Mu terlebih dahulu. Hanya Engkau yang mampu menghilangkan kesulitan yang kami hadapi. Bukakanlah hati hamba-hamba-Mu yang mampu untuk menolong kami. Sungguh, Engkau mengetahui segala sesuatu." Hasan pun menangis tersedu-sedu. Setelah selesai shalat, ia masih terus berdoa. Ia belum juga bangkit dari tempat shalat sebelumnya. Sementara itu, teman-temannya menunggu di luar masjid.
Tiba-tiba datang seorang pemuda yang gagah. Ia bertanya kepada delapan pemuda yang duduk di luar masjid, "Siapakah di antara kamu yang bernama Hasan bin Sufyan?" Kemudian, pemuda-pemuda itu menunjuk kepada Hasan bin Sufyan yang ada di dalam masjid. Pemuda yang gagah itu mendekati Hasan. Ia bertanya, "Apakah engkau yang bernama Hasan bin Sufyan." Pemuda itu berkata, "Aku adalah pengawal Sultan Ahmad bin Thoulon. Sultan Ahmad bin Thoulon telah mengutusku untuk memberikan sembilan tas ini kepadamu. Setiap tas berisi uang sebesar seratus dinas emas. Beliau berpesan agar uang ini dapat kalian pergunakan untuk keperluan kalian selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Beliau menitipkan salam kepada kalian dan mengatakan semoga kalian dapat menuntut ilmu dengan baik." Sultan Ahmad bin Thoulon adalah pemimpin Mesir saat itu. Hasan dan teman-temannya terheran-heran. Selama beberapa saat, mereka hanya saling berpandangan.
Kemudian, Hasan bertanya kepada pemuda tersebut tentang kejadian yang aneh itu. Pemuda itu pun menceritakan awal mula kejadian tersebut. Awalnya, Sultan Ahmad bin Thoulon bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat seorang ksatria turun dari langit. Dengan mata membelalak, ksatria tersebut menghunjamkan tombaknya pada perut sebelah kiri Sultan Ahmad bin Thoulon. Ksatria itu berkata, "Wahai Ahmad bin Thoulon. Berikan uang kepada pemuda yang bernama Hasan bin Sufyan dan delapan kawannya. Mereka sedang kelaparan di sebuah Masjid. Berikan uang itu segera! Mereka sedang menuntut ilmu dan kehabisan bekal. Telah empat hari mereka tidak makan. Sekarang juga, jangan sampai engkau menundanya."
Setelah terbangun, perut sebelah kiri Sultan Ahmad bin Thoulon masih terasa sakit. Ia pun mengerang kesakitan. Setelah itu, ia berteriak meminta pengawalnya pergi menemui pemuda bernama Hasan bin Sufyan dengan membawa sembilan tas berisi uang. Pada mulanya, pengawalnya keheranan dengan perintah Sultan Ahmad. Selain itu, ia juga tidak mengenal pemuda bernama Hasan bin Sufyan. Kemudian, Sultan Ahmad menceritakan mimpinya. Dari mimpi yang diceritakan oleh Sultan Ahmad, pengawal itu mencari pemuda bernama Hasan bin Sufyan dan teman-temannya. Pengawal itu juga menyampaikan pesan Sultan Ahmad bahwa Sultan Ahmad akan mengunjungi mereka dan menambah uang untuk mereka.
Kejadian itu menunjukkan bahwa doa Hasan bin Sufyan dikabulkan oleh Allah. Ksatria dalam mimpi Sultan Ahmad bin Thoulon itu adalah malaikat, utusan Allah. Itulah sebagian kecil kisah ulama Syeikh Hasan bin Sufyan.
"Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan."
Oleh Sugiasih, S.Si.
loading...
0 Response to "Hasan Bin Sufyan Dan Mimpi Sultan Ahmad Bin Thoulon"
Post a Comment