Yusuf Qardhawi Istiqomah Dakwah Di Bumi Cendrawasih

Dunia Nabi ~ “Teror, serangan penyakit malaria sudah tidak ia hitung lagi. Ia sudah ikhlas menerima  tentangan dakwah di pedalaman.”


Laki-laki berkulit sawo matang itu akrab disapa Ustadz Yusuf. Ia berasal dari Sulawesi. Tapi untuk medan dakwah. Bumi Cenderawasih, Papua, menjadi pilihannya. Tak ajal. Belasan tahun sudah ia dengan gigih menyebarakan cahaya Islam di kawasan Indonesia bagian paling timur ini.

Masyarakat Papua masih banyak yang membutuhkan bimbingan. Di sisi lain, stok dai sangat memprihatinkan terutama daerah trans, dan perbatasan.” Ungkapnya.

Dai kelahiran tahun 1982 ini, memberi contoh salah satu daerah  binaannya. Jarak tempuh dari tempat tinggalnya berkisar 200 Km. Ia dan kawan-kawannya rela menembus tempat tersebut, karena tidak ada dai yang lain.

Adalagi tempat binaan yang sholat Jum’at-nya tergantung dengan kedatangan kita. Kalau berhalangan jamaah mengganti dengan sholat Zhuhur, karena tidak ada yang bisa jadi khatib. Jelasnya. Yusuf.

Kondisi inilah yang membuatnya terus bertahan di Papua. Dengan segala dinamika. Mulai dari serangan malaria, sampai konflik sosial seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Yusuf mengaku siap menerima segala resiko. Ia sudah  ikhlas . Untuk penyakit malaria sendiri, ia mengaku sudah beberapa kali terjangkit malaria.

Di sini (Papua) saya merasa lebih bermanfaat. Istilahnya, seminim apapun ilmu yang dimilik, bisa langsung dibagi kepada masyarakat. Berbeda dengan daerah lain, khususnya Jawa, sudah banyak orang pintar. Kelakarnya.

Satu Truk Merah

Pada suatu siang hari, tiba-tiba saja ketentraman pondok pesantren Hidayatullah Serui Papua terusik dengan kedatangan satu truk yang tumpangan adalah laki-laki. Setibanya di lokasi pondok mereka marah-marah ke warga dan mencari pimpinan pondok.

Mendengar kegaduhan di luar pesantren, Yusuf dengan ditemani oleh beberapa pengurus lain mendatangi mereka, kepada sekelompok laki-laki itu. Ustadz Yusuf menanyakan alasan  mereka membuat onar di pesantren. Ternyata mereka adalah kerabat dari seorang perempuan beragama non- Muslim, yang tempo hari mengucapkan syahadat di masjid kampus Hidayatullah.

Menurut keterangan yang diungkapkan mereka tidak menerima ke-Islaman saudari mereka itu. Lebih parah, mereka pun menuduh pihak pesantren  yang telah memaksanya untuk masuk agama Islam. Karena itu  mereka datang untuk menuntut.

Terang Ustadz Yusuf, tidak terima dengan tuduhan itu. Untuk mengklarifikasi kebenaran, alumni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIL) Surabaya ini meminta kepada mereka datang lagi ke pesantren seminggu lagi.

Tetapi pada yang telah disepakati bersama, telah berkumpul di pesantren beberapa tokoh desa dan agama beserta perempuan yang telah bersyahadat itu. Di hadapan para hadirin, si muslimah menjelaskan bahwa ke-Islamannya itu atas dasar kesadaran sendiri, karena melihat akhlak agung umat Islam yang dilihatnya.

Hidayatullah hanya menuntun saya untuk bersyahadat. Sebelumnya saya telah pergi ke beberapa masjid, bahkan ke kantor KUA untuk di syahadatkan, tapi mereka mengarahkan saya ke Pesantren Hidayatullah ucap Ustadz Yusuf menirukan keterangan muallaf itu.

Ada rasa penasaran pada diri pengurus dan si-muslimah di balik kejadian yang sempat menghebohkan itu. Apalagi, sebelumnya si muslimah mengaku kalau dari pihak keluarga besarnya yang berdomisili di Manado telah menerima ke-Islamannya sejak awal. Setelah diselidiki, terungkaplah bahwa dalang provokasi itu adalah seorang misionaris.

Hal yang paling membahayakan bagi keberlangsungan umat Islam di Papua adalah misionaris, terutama yang berasal dari luar Papua, khususnya dari luar negeri, ungkap seorang pria muslim Papua yang ikut pertemuan itu.

Mereka ini, lanjutnya mampu menembus daerah-daerah paling pelosok dari Papua, seperti di Wamena dan Tolikara.  Bahkan sambungnya, mereka juga telah memiliki pesawat dan bandara khusus.

Bantuan Allah

Anak kedua dari lima bersaudara ini mengaku merasakan sekali campur tangan Allah, disetiap gerak langkah dalam menjalankan dakwahnya. Ketika dulu hendak merintis sekolah dasar di pesantren, ia menemukan kemudahan-kemudahan, mulai dari proses administrasi hingga pembangunan fisiknya.
Bantuan Allah, tidak hanya meliputi jalan dakwah Yusuf. Ia menerangkan, kalau keluarganya pun ikut kecipratan. Salah satu yang dirasakan ketika istrinya tengah hamil tua anak pertama.

Menurut  prediksi bidan, sang istri akan melahirkan  seminggu lagi. Sebagai calon bapak muda. Yusuf sangat bergembira dengan kabar itu. Sang istri meminta untuk ditemani ketika persalinan. Ia pun mengiyakan. Namun apa daya , tak lama berselang, sampai kepadanya surat tugas untuk menghadiri  Rakerwil (rapat kerja wilayah) di Jayapura.

Memakan waktu 20 hari-an, statusnya sebagai ketua membuat Yusuf wajib membuat Yusuf wajib hadir. Ia mencoba melobi atasannya untuk tidak menghadiri undangan tersebut.

Insya Allah, Allah akan mempermudah perjalanan ke sini ( Jayapura) jawab atasan.

Akhirnya iapun memutuskan untuk memenuhi undangan. Untung sang istripun mengerti posisi suami, sehingga bersedia untuk ditinggal seorang diri di tengah hamil tua.

Namun, sebelum berangkat itu ia berpesan kepada istrinya, “Ayo kita berdoa kepada Allah, agar berkenan menunda proses kelahiran anak ini, hingga Abi sampai rumah kembali dan bisa mendampingi proses persalinan.” Ucapnya yang diamini sang istri.

Ustadz Yusuf mengaku, di setiap sujudnya ia terus memunajatkan permohonannya itu. Dan Allah Sang Penerima Doa, permintaan kedua pasangan suami-istri dikabulkan saat Yusuf sampai di rumah, tepat pukul 09.00 pagi waktu setempat.

Baru saja kakinya melangkah ke pintu rumah, tiba-tiba sang istri pendarahan. Ia langsung membawanya ke tempat persalinan Ba’da Zhuhur maka lahirlah seorang bayi laki-laki yang sangat lucu yang kemudian mereka beri nama M. Naquib Al-Attas.

 “Itu menjadi peristiwa rohani yang tak terlupakan, bagaimana Allah menjabah doa hamba-Nya.” Pungkasnya.

Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup

loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Yusuf Qardhawi Istiqomah Dakwah Di Bumi Cendrawasih Silahkan baca artikel Dunia Nabi Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Yusuf Qardhawi Istiqomah Dakwah Di Bumi Cendrawasih Sebagai sumbernya

0 Response to "Yusuf Qardhawi Istiqomah Dakwah Di Bumi Cendrawasih"

Post a Comment

Kisah Nabi Lainnya