Memegang Janji Dengan Teguh ~ Pada suatu masa, Umru'ul Qais hendak pergi menghadap Kaisar Romawi. Sebelum pergi, ia menitipkan persenjataan dan barang-barang berharganya yang sangat besar nilainya kepada Samuel. Samuel adalah seorang penyair yang sangat bijaksana. Dalam perjalanan, Umru'ul Qais meninggal dunia. Untuk itu, Raja Kindah mengutus beberapa orang untuk mengambil barang-barang yang dititipkan kepada Samuel.
Para utusan Raja Kindah menemui Samuel dan bermaksud mengambil barang-barang milik Umru'ul Qais. Namun, Samuel menolaknya. Ia hanya memberikan barang tersebut kepada pemiliknya. Para utusan itu berusaha membujuk Samuel dengan berbagai cara. Namun, Samuel tetap memegang teguh janjinya. Ia hanya akan memberikan barang itu kepada pemiliknya.
Karena tetap tidak mau memberikan barangnya, Raja Kindah memerintahkan pasukannya untuk menekan Samuel. Meskipun harus berhadapan dengan pasukan Raja Kindah, Samuel tidaklah gentar. Ia mempertahankan barang milik Umru'ul Qais dengan berlindung di dalam bentengnya. Pasukan Raja Kindah mengepung bentengnya. Anak lelaki Samuel yang berjaga di luar benteng ditangkap oleh pasukan Raja Kindah dan menjadi tawanan mereka. Saat itulah, pasukan menawarkan penukaran anak Samuel dengan barangbarang milik Umru'ul Qais. Namun tetap saja, Samuel tidak mau, padahal ia melihat sendiri anaknya diikat dan diseret. Karena tetap menolak, pasukan Raja Kindah mengancam akan membunuh anak Samuel.
Ancaman itu tetap tidak meluluhkan keinginannya untuk menepati janji. Ia tetap memegang teguh janjinya. Akhirnya, anaknya benar-benar dibunuh di hadapannya. Samuel tentu saja sedih melihat kematian anaknya. Namun, ia tidak menyesal telah memegang teguh janjinya. Saat anak-anak Umru'ul Qais datang untuk mengambil barang-barang tersebut, Samuel menyerahkannya dengan ikhlas. Samuel menganggap bahwa menepati janji adalah suatu kehormatan yang harus selalu dijaga.
Lalui kesulitan dan bertakwalah maka kemudahan pun akan datang.
Pesan : "Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan. Oleh karena itu, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk."
Oleh Sugiasih, S.Si.
loading...
0 Response to "Memegang Janji Dengan Teguh"
Post a Comment