Dunia Nabi ~ Muadz bin Jabal adalah salah seorang sahabat nabi yang termasuk golongan awal memeluk agama Islam di Madinah. Pada saat Rasulullah membaiat orang-orang Anshar pada baiat Aqabah kedua. Muadz juga ikut dalam rombongan tersebut. Ia memeluk agama Islam pada usia yang masih sangat muda, yaitu sekitar umur 18 tahun.
Muadza bin Jabal adalah seorang cendekiawan muslim. Kemampuannya yang menonjol adalah dalam bidang hukum. Rasulullah memuji kepandaian Muadz. Rasulullah pernah bersabda, “Umatku yang paling tahu tentang halal dan haram adalah Muadz bin Jabal.”
Selain itu, sahabat nabi yang lain juga banyak memujinya. Umar bin Khattab pernah berkata, “Barangsiapa yang ingin bertanya tentang Al-Qur’an hendaknya ia datang kepada Ubay bin Ka’ab, dan barangsiapa yang ingin bertanya tentang hukum halal dan haram, hendaknya ia datang kepada Muadz bin Jabal. Dan barangsiapa yang ingin bertanya tentang harta hendaknya ia datang. Kepadaku. Sesungguhnya Allah menjadikanku tukang penyimpan (Baitul Mal).”
Pada suatu ketika, Muadz akan dilantik menjadi pemimpin agama rakyat Yaman. Sebelumnya, Rasulullah mengujinya. Rasulullah bertanya, “Apa pedomanmu dalam mengadili sesuatu?” Muadz menjawab, “Kitabullah, “Rasulullah bertanya lagi, “Bagaimana jika kamu tidak menemukannya dalam Kitabullah?” Muadz berkata, “Aku memutuskannya berdasarkan sunnah Rasul.” Rasulullah bertanya, “Bagaimana jika tidak kamu temukan dalam sunnah Rasul?” “Aku menggunakan akal pikiran untuk berijtihad’” kata Muadz. Jawaban-jawaban tersebut memuaskan hati Rasulullah. Rasulullah yakin Muadz dapat memimpin penduduk Yaman.
Pada saat berada di yaman, Muadz bin Jabal adalah seorang yang kaya raya. Suatu ketika, Umar bin Khattab mendatanginya dan meminta Muadz menyedekahkan hartanya di jalan Allah. Namun, ia menolaknya karena menurutnya harta itu dalah miliknya yang diperoleh secara sah.
Pada hari yang lain, Umar kembali mendatanginya. Kali ini, Muadz menyambut Umar dengan memeluknya sambil menangis. Umar pun keheranan melihat pweristiwa itu. Setelah sedikit tenang, Muadz bercerita bahwa dirinya bermimpi buruk. Dalam mimpi itu, ia masuk ke dalam kolam yang sangat dalam dan hampir tenggelam. Kemudian, Umar datang menyelematkannya. Sejak saat itu Muadz banyak menyedekahkan hartanya di jalan Allah.
Muadz bin Jabal tidak mencintai harta kekayaan dunia. Harta kekayaannya digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan, keimanan, dan ketaatan kepada Allah swt. Semoga Allah merahmati Muadz bin Jabal. Sungguh, Orang-orang yang berhijrah dan berjuang di jalan Allah adalah orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah.
Oleh Sugiasih, S.Si.
loading...
0 Response to "Kisah Muadz bin Jabal Sahabat Nabi"
Post a Comment