Dunia Nabi ~ Pada suatu ketika, Nabi Muhammad saw hendak menikahkan putri kesayangannya, yaitu Sitti Fatimah dengan Ali bin Abu Thalib. Oleh karena itu, ia meminta bantuan kepada Abu Bakar, Umar dan Usman untuk membawa barang-barang yang diperlukan dalam pernikahan tersebut.
Abu Bakar, Umar dan Usman sungguh terkejut, ternyata barang-barang yang dibawah hanyalah alat penggiling gandum, kulit binatang yang disamak, qirbah dan sebuah piring. Sitti Fatimah adalah putri Rasulullah, tetapi Rasulullah hanya mempersiapkan barang-barang seperti itu. Abu Bakar pun menangis lalu ia berkata, ”Wahai Rasulullah saw, apakah ini saja persiapan untuk Sitti Fatimah”? Rasulullah saw pun menenangkannya, lalu menjawab dengan lembut, ”Wahai Abu Bakar, ini sudah cukup bagi orang yang berada di dunia.”
Setelah beberapa waktu, Sitti Fatimah keluar dari rumahnya dengan baju yang sangat sederhana. Baju yang ia pakai terdapat dua belas jahitan. Sitti Fatimah tidak berdandan seperti pengantin pada umumnya. Ia juga tidak memakai perhiasan apapun yang mahal.
Kesederhanaan meliputi upacara pernikahan Sitti Fatimah dan Ali bin Abu Thalib. Rumah tangga Sitti Fatimah dan Ali bin Abu Thalib sangat harmonis. Fatimah senantiasa menggiling gandum dengan tangannya, membaca Al-Qur’an, mentafsirkan kitab suci dengan hatinya, sambil menangis karena merenungi maknanya.
Menurut Rasulullah saw, membuat pesta yang besar untuk pernikahan putrinya bukanlah suatu masalah. Namun sebagai seorang yang menjadi teladan umat manusia, ”kemegahan” akan pesta pernikahan putrinya bukan ditunjukkan melalui sesuatu yang bersifat duniawi. Rasulullah hanya menunjukkan bahwa kemegahan itu adalah melalui kesederhanaan dan sifat qannah itu adalah kekayaan yang hakiki. Rasulullah bersabda, ”Kekayaan yang sejati adalah kekayaan iman yang tercermin dalam sifat qannah.”
Iman, kesederhanaan dan qannah adalah satu kesatuan, seseorang beriman akan menjalani kehidupannya dengan sederhana. Kesederhanaan hidup diperoleh dengan bersikap qannah. Qannah adalah sikap menerima ketentuan Allah swt dengan sabar dan tidak mencintai dunia secara berkelebihan.
Referensi : Seri Peneguh Iman Islami oleh Sugiasih, S.Si.
loading...
0 Response to "Kisah Pengantin Sederhana Sitti Fatimah"
Post a Comment