Dunia Nabi ~ Fudhail bin Iyadh adalah seorang ulama ahli zuhud. Sebelumnya, ia adalah seorang perampok yang telah merampok di berbagai tempat. Nama Fudhail pun terkenal oleh banyak orang sebaga seorang perampok.
Pada suatu malam, ada tiga orang dari suatu rombongan melewati wilayah rumah anak Fudhail. Kebetulan saat itu, Fudhail tidur di rumah anaknya tersebut. Ketiga orang itu, mengetahui tentang aktivitas Fudhail sebagai perampok. Salah seorang di antara mereka mengatakan bahwa Fudhail dan para pengawalnya berada di tempat tersebut. Kemudian, mereka menyusun rencana. Mereka akan memanah Fudhail. Bila Fudhail terkena oleh panah mereka, mereka akan melewati wilayah itu. Namun, jika panah mereka meleset, mereka akan kembali ke tempat semula.
Pada suatu malam, ada tiga orang dari suatu rombongan melewati wilayah rumah anak Fudhail. Kebetulan saat itu, Fudhail tidur di rumah anaknya tersebut. Ketiga orang itu, mengetahui tentang aktivitas Fudhail sebagai perampok. Salah seorang di antara mereka mengatakan bahwa Fudhail dan para pengawalnya berada di tempat tersebut. Kemudian, mereka menyusun rencana. Mereka akan memanah Fudhail. Bila Fudhail terkena oleh panah mereka, mereka akan melewati wilayah itu. Namun, jika panah mereka meleset, mereka akan kembali ke tempat semula.
Orang pertama melepaskan anak panah ke arah Fudhail sambil membaca ayat 16 Surat Al-Hadid, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah”. Sesaat kemudian, Fudhail menjerit dan terjatuh. Anaknya mengira Fudhail terkena anak panah. Namun setelah dicari, ia tidak menemukan anak panah di tubuh Fudhail. Setelah sadar, Fudhail mengatakan bahwa dirinya terkena panah Allah.
Kemudian, orang kedua melepaskan anak panahnya. Kali ini, Fudhail kembali menjerit dan terjatuh, seolah-olah terkena anak panah. Namun setelah dicari anak panahnya, anaknya tidak menemukannya. Setelah sadar, Fudhail kembali mengatakan bahwa dirinya terkena panah Allah.
Setelah itu, orang ketiga melepaskan anak panah sambil mengucapkan, “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (Surat Az-Zumar ayat 54). Fudhail menjerit dengan keras dan jatuh lagi. Setelah sadar, Fudhail meminta anaknya dan pengawalnya meninggalkan dirinya sendirian. Ia hendak bertobat karena rasa takut kepada Allah telah masuk ke dalam hatinya.
Setelah kejadian tu, Fudhail pergi ke arah kota Mekkah. Di daerah Nahrawan, Fudhail disambut oleh Harun Al-Rasyid. Ketika itu, Harun Al-Rasyid berkata, “Wahai Fudhail, aku telah bermimpi tentang dirimu. Dalam mimpiku, aku mendengar suara, “Fudhail takut kepada Allah. Ia memilih mengabdi kepada Allah. Oleh karena itu, sambutlah dia”. Mendengar cerita Harun Al-Rasyid, Fudhail menangis. Ia menyadari betapa Allah masih mencintainya sekalipun selama empat puluh tahun ia telah melalaikan Allah. Sungguh Allah Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang.
Sumber : Seri Peneguh Iman Islami oleh Sugiasih, S.Si.
loading...
0 Response to "Kisah Fudhail Bin Iyadh Perampok Yang Bertobat"
Post a Comment