Dunia Nabi ~ Selain kepada ayahnya, nabi Ibrahim juga berdakwah kepada penduduk Babilonia, nabi Ibrahim mengajak mereka untuk meninggalkan penyembahan berhala. Nabi Ibrahim menjelaskan bahwa berhala-berhala sama sekali tidak memberikan manfaat apa pun. Mereka menyadari bahwa perkataan nabi Ibrahim tidaklah salah. Namun karena kesombongannnya, mereka menolak seruan nabi Ibrahim, dan mereka berkeras hati dan menolak ajaran-ajaran yang baru dari nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tidak berputus asa, sekalipun penduduk Babilonia menolak ajakannya, ia terus berdakwah. Akan tetapi penduduk Babilonia malah menghina dan mencaci maki dirinya.
Sebenarnya mereka merasa bahwa perkataan nabi Ibrahim mengandung kebenaran, setiap kali nabi Ibrahim mengajak berdiskusi tentang kejadian siang dan malam atau kejadian alam lainnya, mereka tidak mampu menepis bukti-bukti itu. Hanya saja mereka tidak ingin meninggalkan agama nenek moyang mereka. Mereka juga takut akan dihukum oleh pemerintah pada saat itu jika mengikuti nabi Ibrahim. Demikianlah nabi Ibrahim berdakwah kepada para penyembah berhala. Di akhirat nanti para penyembah berhala akan di tempatkan di neraka.
Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala
Nabi Ibrahim terus berdakwah, sekalipun mendapat tantangan dari penduduk Babilonia, berbagai penjelasan telah dipaparkan oleh nabi Ibrahim kepada penduduk Babilonia. Namum mereka tetap berpegang teguh pada agama nenek moyang. Kemudian nabi Ibrahim berpikir keras untuk menyadarkan kaumnya, tiba-tiba timbul dalam pikiran nabi Ibrahim untuk menghancurkan berhala-berhala milik kaumnya. Ia berharap dengan cara ini kaumnya dapat menyadari kesalahannya. Pada suatu hari, penduduk Babilonia berniat merayakan hari keramat mereka disuatu tempat, ketika itu nabi Ibrahim berpura-pura sakit sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan mereka itu, dimana kegiatan itu adalah kegiatan yang sifatnya syirik.
Karena alasan sakit penduduk Babilonia mengizinkan nabi Ibrahim untuk tinggal dirumah. Sementara itu penduduk Babilonia pergi ketempat yang telah ditentukan untuk melakukan kegiatan mereka. Setelah semua orang pergi dari tempat iitu, nabi Ibrahim mulai melangkahkan kakinya ke tempat penyimpanan barang-barang berhala, ia pergi membawa sebilah kapak. Sesampainya ditempat berhala, nabi Ibrahim segera menghancurkan barang-barang berhala mereka itu. Hanya barang berhala yang paling besar tidak dihancurkan oleh nabi Ibrahim, setelah barang berhala itu dihancurkan nabi Ibrahim mengalungkan kapak itu di leher berhala yang paling besar itu, kemudian nabi Ibrahim kembali ke rumahnya.
Setelah beberapa hari, penduduk Babilonia kembali ke tempat mereka, setelah tiba ditempat mereka terkejut dan kaget melihat barang-barang berhala telah hancur dan mereka bertekad untuk mencari dan menangkap orang yang telah menghancurkan barang berhala mereka. Berdasarkan pembicaraan mereka telah menuduh nabi Ibrahim yang telah menghancurkan barang berhala mereka, setelah beberapa hari kemudian nabi Ibrahim dipanggil dan dijadikan terdakwa. Pada saat itu nabi Ibrahim diberi waktu dan kesempatan untuk membela diri atas tuduhan penghancuran barang-barang berhala mereka, itupun nabi Ibrahim telah mengatakan sudah saat-saat yang dia tunggu untuk dipanggil dihadapan hakim nantinya.
Setelah dipanggil dengan hakim dan hakim bertanya kepada nabi Ibrahim apakah engkau yang telah menghancurkan barang-barang berhala itu. Nabi Ibrahim memberikan jawaban terhadap hakim dengan penjelasan kalau tidak percaya silakan bertanya pada “Patung Besar”. Mendengar perkataan nabi Ibrahim seketika itu orang-orang dan hakim langsung terdiam. Beberapa lama kemudian hakim berkata “Engkau mengetahui bahwa patung itu tidak dapat berbicara, mengapa Engkau menyuruh kami berbicara dengan patung“ ? Hakim yang lain berkata “Barang atau patung itu tidak dapat berbicara, mendengar, dan melihat, mana mungkin kami bertanya kepadanya” ?
Nabi Ibrahim merasa mendapat kesempatan untuk menunjukan kebodohan mereka, nabi Ibrahim berkata, “Lalu kalian menyembah benda yang tidak dapat memberikan manfaat terhadap diri kalian”? Setelah itu, nabi Ibrahim memaparkan pendapatnya tentang berhala-berhala dan Tuhan yang patut disembah, Namun mereka tetap pada keyakinan mereka, padahal nabi Ibrahim, telah memberikan bukti – bukti nyata dan pasti, tetapi mereka tetap tidak mau melanggar adat dan istiadat nenek moyang mereka.
Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-Hidup
Hakim dan penduduk Babilonia tetap menganggap nabi Ibrahim bersalah, mereka tidak membenarkan pendapat nabi Ibrahim, sekalipun hati dan pikiran mereka membenarkannya. Kemudian hakim telah menjatuhkan hukuman di bakar hidup-hidup kepada nabi Ibrahim. Seluruh penduduk Babilonia diperintahkan untuk mencari kayu bakar. Kayu-kayu akan digunakan untuk pembakaran nabi Ibrahim. Sedikit demi sedikit kayu telah terkumpul di tengah padang pasir. Tumpukan kayu yang telah terkumpul itu mencapai sertinggi bangunan dan terhampar di dataran yang luas.
Setelah itu, mereka menyulut kayu-kayu itu dengan api, dengan cepat terbentuklah semacam api unggun yang sangat besar nyalanya, suhu panasnya cukup panas. Sekalipun temperatur kayu yang telah dibakar cukup panas, penduduk Babilonia tidak meninggalkan tempat itu, mereka tetap ingin melihat dengan mata kepala sendiri atas pembakaran nabi Ibrahim. Sebelum nabi Ibrahim dibakar terlebih dahulu badan nabi Ibrahim di ikat dengan rantai sehingga tidak dapat lari dan bergerak, lalu di tempatkan disuatu pelantor untuk menghindari mereka terhadap panasnya api tersebut, nabi Ibrahim akan dilemparkan ditengah – tengah nyala api yang berkobar.
Orang-orang tampak cemas menunggu waktu nabi Ibrahim akan dilemparkan ditengah-tengah kobaran api, tetapi nabi Ibrahim tetap tenang dan sabar sedikitpun tidak takut untuk menerima hukuman tersebut karena ia yakin Allah yang akan menolong dirinya nanti. Waktu telah tiba, nabi Ibrahim hendak dilemparkan ditengah api yang menyala dan berkobar itu, nabi Ibrahim berdoa, cukuplah Allah yang mengetahui sebagai penolong dan Allahlah yang akan menjadi pelindung, sehingga Allah memerintahkan kepada api untuk menjadi sejuk. Pada saat nabi Ibrahim ditengah kobaran api, rantai yang mengikat dirinya menjadi lebur, dan anehnya pakaian dan tubuhnya sama sekali tidak terbakar. Inilah bukti bahwa pertolongan Allah Swt.
Beberapa hari kemudian, api telah padam, sehingga penduduk Babilonia terkejut bukan kepalang, mereka melihat nabi Ibrahim keluar dari sisa-sisa pembakaran kayu. Nabi Ibrahim masih tetap tampak dan segar padahal mereka yakin bahwa nabi Ibrahim akan terbakar dengan api yang berkobar ditengah padang pasir. Dari kejadian tersebut mereka mulai merasa bahwa ajaran nabi Ibrahim mengandung kebenaran dan keyakinan, namun hanya tersimpan hati mereka. Secara lisan mereka tetap tidak mau mengikuti ajaran nabi Ibrahim, mereka tetap berada dalam kesesatan yang nyata.
Nabi Ibrahim Meninggalkan Penduduk Babilonia
Setelah sekian lama berdakwah, pengikut nabi Ibrahim hanya sedikit, padahal jumlah penduduk Babilonia cukup banyak. Ia merasa sia-sia dalam berdakwah. Atas perintah Allah swt, Nabi Ibrahim meninggalkan wilayah Babilonia dan hijrah ke wilayah Palestina setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, nabi Ibrahim tiba di negeri Chazan. Negeri Chazan di pimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Nabi Ibrahim menghadap kepada raja Chazan untuk membuktikan apa yang didengarnya tentang raja itu. Kedatangan nabi Ibrahim disambut dengan baik yang dianggap tamu kehormatan di istana itu.
Nabi Ibrahim menceritakan riwayat hidup kepada raja Chazan dan raja Chazan sangat tertarik kepada pemuda yang berakhlak mulia itu, akhirnya sang raja menikahkan nabi Ibrahim dengan putrinya yang cantik jelita yang bernama Sarah. Setelah di nikahkan dengan putri raja Chazan, Nabi Ibrahim dan Sarah tinggal di istana selama beberapa waktu, kemudian melakukan perjalanan menuju wilayah palestina. Sepanjang perjalanan nabi Ibrahim setiap kali bertemu dengan kaumnya selalu berdakwah dan mengajak orang-orang untuk beriman kepada Allah Swt, karena Dialah Tuhan Yang Maha Berkuasa di langit dan di bumi.
loading...
0 Response to "Kisah Nabi Ibrahim Dan Penduduk Babilonia"
Post a Comment