Dunia Nabi ~ Nabi Ibrahim telah berkunjung dua kali ke rumah Nabi Ismail. Ketika itu, ia hanya bertemu isteri Nabi Ismail. Pada kunjungan berikutnya, Nabi Ibrahim merasa harus bertemu langsung dengan Nabi Ismail. Ketika bertemu dengan Nabi Ismail, Nabi Ibrahim memberi tahu bahwa ia telah mendapat wahyu dari Allah. Ia diperintahkan untuk membangun Ka’bah. Ka’bah adalah rumah Allah bagi seluruh umat. Nabi Ismail bersedia membantu Nabi Ibrahim membangun Ka’bah.
Mereka berdua memulai pembangunan Ka’bah. Mereka membuat landasan bangunan dan meninggikan tembok. Tembok sudah tinggi hingga Nabi Ibrahim tidak dapat menjangkaunya. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim meminta Nabi Ismail mengambil batu besar. Nabi Ismail pun segera mencari batu besar. Tidak lama kemudian, ia menemukan batu hitam. Batu itu digunakan sebagai batu pijakan Nabi Ibrahim. Batu ini selalu digeser ke arah dinding yang sedang dikerjakannya. Batu tempat Nabi Ibrahim berdiri itu dinamakan Maqam Ibrahim. Batu itu terus menempel di dinding Ka’bah sampai zaman Nabi Muhammad saw. Mereka melanjutkan pembangunan Ka’bah. Pada akhirnya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail selesai membangun Ka’bah.
Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 127-128 diterangkan doa Nabi Ibrahim setelah membangun Ka’bah. “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggalkan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami, umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang”.
Dahulu, bangunan Ka’bah hanyalah berupa bangunan sederhana yang tidak dilapisi kain penutup yang indah seperti yang ada sekarang ini. Kain pelapis Ka’bah atau Kiswah saat ini sangat bagus dan mewah. Kemudian Allah swt memerintahkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menyucikan Ka’bah dari kotoran dan najis. Yang dimaksud kotoran di sini adalah kotoran berupa perbuatan musyrik, yaitu penyembahan berhala-berhala. Allah swt mewajibkan kepada umat yang beriman agar menjaga Ka’bah tetap dalam keadaan suci untuk orang-orang yang melakukan shalat, tawaf, dan I’tikaf. Semua muslim yang beribadah di dalamnya juga harus dalam keadaan suci.
Setiap muslim yang pernah mengunjungi Ka’bah dan melakukan shalat di Masjidil Haram akan selalu merindukan Ka’bah. Bahkan ia ingin mengunjungi kembali. Tidak heran, apabila ada orang muslim yang berkali-kali menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Hal ini menunjukkan bahwa Allah swt mengabulkan doa Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim pernah berdoa agar Mekkah dijadikan sebagai tempat yang aman dan makmur. Di kota Mekkah, Allah swt memberikan rezeki yang berlimpah berupa buah-buahan. Sampai saat ini kita dapat menemukan buah-buahan dari seluruh penjuru dunia ada di Kota Mekkah. Demikianlah, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun Ka’bah. Mereka menaati segala perintah Allah dan tunduk kepada-Nya.
Mereka berdua memulai pembangunan Ka’bah. Mereka membuat landasan bangunan dan meninggikan tembok. Tembok sudah tinggi hingga Nabi Ibrahim tidak dapat menjangkaunya. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim meminta Nabi Ismail mengambil batu besar. Nabi Ismail pun segera mencari batu besar. Tidak lama kemudian, ia menemukan batu hitam. Batu itu digunakan sebagai batu pijakan Nabi Ibrahim. Batu ini selalu digeser ke arah dinding yang sedang dikerjakannya. Batu tempat Nabi Ibrahim berdiri itu dinamakan Maqam Ibrahim. Batu itu terus menempel di dinding Ka’bah sampai zaman Nabi Muhammad saw. Mereka melanjutkan pembangunan Ka’bah. Pada akhirnya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail selesai membangun Ka’bah.
Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 127-128 diterangkan doa Nabi Ibrahim setelah membangun Ka’bah. “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggalkan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami, umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang”.
Dahulu, bangunan Ka’bah hanyalah berupa bangunan sederhana yang tidak dilapisi kain penutup yang indah seperti yang ada sekarang ini. Kain pelapis Ka’bah atau Kiswah saat ini sangat bagus dan mewah. Kemudian Allah swt memerintahkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menyucikan Ka’bah dari kotoran dan najis. Yang dimaksud kotoran di sini adalah kotoran berupa perbuatan musyrik, yaitu penyembahan berhala-berhala. Allah swt mewajibkan kepada umat yang beriman agar menjaga Ka’bah tetap dalam keadaan suci untuk orang-orang yang melakukan shalat, tawaf, dan I’tikaf. Semua muslim yang beribadah di dalamnya juga harus dalam keadaan suci.
Setiap muslim yang pernah mengunjungi Ka’bah dan melakukan shalat di Masjidil Haram akan selalu merindukan Ka’bah. Bahkan ia ingin mengunjungi kembali. Tidak heran, apabila ada orang muslim yang berkali-kali menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Hal ini menunjukkan bahwa Allah swt mengabulkan doa Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim pernah berdoa agar Mekkah dijadikan sebagai tempat yang aman dan makmur. Di kota Mekkah, Allah swt memberikan rezeki yang berlimpah berupa buah-buahan. Sampai saat ini kita dapat menemukan buah-buahan dari seluruh penjuru dunia ada di Kota Mekkah. Demikianlah, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun Ka’bah. Mereka menaati segala perintah Allah dan tunduk kepada-Nya.
Baca juga :
loading...
0 Response to "Kisah Nabi Ibrahim Dan Nabi Ismail Membangun Kabah"
Post a Comment