Kisah Jenazah Thalhah bin Ubaidilah Yang Utuh Puluhan Tahun ~ Thalhah bin Ubaidilah ini memeluk agama Islam ketika beliau berusia masih muda. Pada saat itu ia bepergian kesebuah kafilah Quraisy untuk berniaga ke Syam. Setibanya di Busra, para pedagang segera masuk ke pasar untuk berdagang. Nah, ketika berada di tengah-tengah pasar ada seorang pendeta berseru. “Perhatian!........ Perhatian !....... Wahai kaum pedagang, adakah di antara Tuan-tuan yang berasal dari Makkah ?
“Ya, aku adalah asli penduduk Makkah,” jawab Thalhah.
“Wahai pemuda, sudah munculkah ditengah-tengah kalian orang yang bernama AHMAD?” tanya pendeta.
“Ahmad yang mana?” tanya Thalhah
“Ahmad Ibnu Abdullah bin Abdullah Muthalib. Dia seharusnya sudah muncul pada bulan ini. Dia adalah seorang Nabi Penutup, Nabi Terakhir di antara manusia. Sebaiknya engkau segera menemuinya.” Kata pendeta itu menjelaskan.
Berita dari pendeta itu begitu tertanam dilubuk hati Thalhah sehingga ia langsung bergegas mengambil untanya dan pulang ke Makkah. Meski pada awalnya sempat kesulitan untuk bertemu dengan Rasulullah Saw, namun pada akhirnya bertemu juga. Ternyata ia langsung menyatakan keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sejak saat itulah seluruh jiwa dan raganya dipertaruhkan untuk dakwah Islam. Beliau tidak pernah takut sedikitpun untuk berjihad di jalan Allah swt, meski jiwanya harus melayang.
Perang Uhud
Ketika pada perang Uhud ia begitu gagah perkasa membantai pasukan musuh. Pada saat itu kondisi pasukan muslim mulai tersudut. Bahkan jiwa Rasulullah saw saat itu tengah terancam oleh pasukan musuh.
Rasulullah Saw betanya:
“Siapakah di antara kalian yang berani melawan mereka, maka dia akan menjadi temanku kelak di surga.”
“Saya Rasulullah.” Jawab Thalhah dengan tegas dan tak gentar, Rasulullah Saw kemudian mempersiapkannya. Dalam perang itu Rasulullah saw mengalami banyak luka di daerah wajah, kening dan bibir beliau terluka serta gigi taringnya patah. Thalhah yang berada dekat dengan Rasulullah saw, sebagai tameng terakhir diri Nabi, langsung meringsek maju ke depan menghajar musuh-musuhnya dengan sekuat tenaga.
Thalhah sesaat maju ke depan dan sesaat lagi dekat dengan Rasul-Nya. Pada suatu ketika dekat dengan Rasul, dengan sigap Thalhah sedikit demi sedikit mengarahkan nabi kearah bukit, dan berhasil. Tubuh nabi yang bercucuran darah pada wajahnya, segera di seka dengan bajunya oleh Thalhah. Padahal pada saat itu Thalhah sendiri malah lebih parah dari keadaan Rasulullah saw, pada saat itu dan tubuh Rasulullah saw disandarkan di sisi tebing yang aman.
Subhanallah..... sungguh seorang mujahid sejati, si Thalhah ini. Karena lawan yang tak seimbang, Thalhah mengalami banyak luka. Diriwayatkan bahwa Thalhah ini mendapat luka sebanyak 79 luka yang berupa tusukkan, sabetan pedang, lemparan anak panah dan lembing.
Pergelangan tangannya putus oleh sabatan pedang musuh. Karena begitu banyak darahnya yang keluar, akhirnya beberapa saat kemudian Thalhah tewas di dekat Rasulullah SAW dalam keadaan mati SYAHID.
Jasad Utuh
Pada suatu hari, ada seorang laki-laki yang datang menemui putrinya Aisyah binti Thalhah. Lelaki iu berkata, “Wahai Aisyah, sesungguhnya aku telah bermimpi telah bertemu dengan Thalhah dan dia berkata, “Katakan kepada Aisyah, pindahkan aku dari tempat ini karena kelembaban atau airnya telah menggangguku.”
Maka Aisyah pun segera berangkat ke pemakaman dengan pakaian yang tertutup. Dia meminta orang-orang untuk menggali kubur ayahnya.
Dan Subhanallah...... tidak ada yang berubah pada jasad Thalhah selain beberapa helai rambut di salah satu sisi jenggotnya.
Subhanallah ...... setelah lebih dari 30 tahun dimakamkan jenazah masih utuh.
Oleh Abu Khalid, MA
loading...
0 Response to "Kisah Jenazah Thalhah bin Ubaidilah Yang Utuh Puluhan Tahun"
Post a Comment