Dunia Nabi ~ Pada suatu ketika, Thalut dan tentaranya akan memerangi Jalut dan tentaranya. Salah seorang yang ingin ikut serta dalam peperangan itu adalah Nabi Daud.
Namun, Nabi Daud tidak diizinkan ikut berperang karena ia masih sangat kecil. Ketika itu, Nabi Daud baru berumur sekitar 9 tahun. Nabi Daud ikut ke medan perang hanya sebagai pembawa bekal makanan.
Pada saat perang berlangsung, tentara Thalut banyak menjadi korban. Kemudian, Thalut membuat satu pengumuman. “Barangsiapa yang berhasil membunuh Jalut, aku akan menikahkan orang itu dengan putriku,” seru Thalut. Banyak orang yang mencoba untuk membunuh Jalut, tetapi tiada satu pun yang berhasil. Mereka terbunuh di tangan Jalut.
Melihat banyaknya korban, Nabi Daud meminta izin kepada Thalut untuk melawan Jalut. Awalnya, Thalut menyangsikan kemampuan Daud. Namun karena melihat semangat Daud yang besar, Thalut mengizinkannya.
Berbekal ketapel, Nabi Daud berangkat ke medan perang. Setelah berada di dekat Jalut, Nabi Daud meletakkan batu pada ketapelnya. Dengan mengucapkan ‘Bismillah’, Nabi Daud melontarkan batu dengan menggunakan ketapelnya kea rah Jalut. Batu itu mengenai kepala Jalut. Jalut pun roboh. Ia mati di tangan Nabi Daud.
Nabi Daud Diangkat Sebagai Panglima Tertinggi
Nabi Daud telah berhasil membunuh Jalut. Sesuai janji Thalut, Nabi Daud pun dinikahkan dengan anak perempuan Thalut. Nabi Daud sangat senang karena berhasil membinasakan Jalut. Begitu pula dengan kaum Bani Israil. Pada masa hidupnya, Jalut telah banyak membunuh orang-orang Bani Israil. Thalut juga mengangkat Nabi Daud sebagai panglima tertinggi dalam ketentaraan. Nab Daud mengajarkan pasukannya tentang teknik-teknik peperangan. Ia berhasil membentuk pasukan yang tangguh dan berani. Ketika berperang, mereka selalu menang.
Selain pandai memimpin pasukannya, Nabi Daud adalah orang yang taat menjalankan perintah Allah. Ia rajin beribadah dan berpuasa. Nabi Daud mengajak orang-orang Bani Israil untuk beriman kepada Allah.
Salah satu ayat yang mengisahkan tentang Nabi Daud adalah Surat Al Baqarah ayat 251. “Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Akan tetapi, Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” Yang dimaksud dengan hikmah adalah kenabian dan Kitab Zabur.
Thalut Iri Kepada Nabi Daud
Semakin lama, Nabi Daud semakin terkenal di kalangan kaum Bani Israil. Orang-orang sangat mengagumi keberanian Nabi Daud. Pada awalnya, Thalut merasa bangga memiliki menantu yang sangat dihormati oleh kaum Bani Israil. Namun lama-kelamaan, Thalut merasa kewajibannya semakin menipis. Ia merasa pengaruhnya sebagai seorang raja tlah berkurang karena Nabi Daud sangat dihormati oleh rakyatnya. Ia pun menjadi iri kepada Nabi Daud.
Thalut yang dahulunya sayang dan akrab kepada Nabi Daud menjadi berubah sikap. Lama kelamaan, Thalut semakin memperlihatkan sikap bencinya kepada Nabi Daud. Nabi Daud pun merasakan perubahan sikap mertuanya. Ia bertanya kepada istrinya, Mikyal. Dari perkataan istrinya, Nabi Daud mengetahui bahwa Thalut iri kepada dirinya. Mikyal meminta Nabi Daud untuk berhati-hati terhadap ayahnya.
Pada suatu ketika, Thalut memerintahkan agar Nabi Daud memerangi musuh. Ia meminta Nabi Daud untuk tidak pulang sebelum memperoleh kemenangan. Sebenarnya, Thalut berniat buruk terhadap Nabi Daud. Ia berharap Nabi Daud mati terbunuh di medan perang. Namun, itu semua tidak terjadi. Nabi Daud pulang setelah berhasil memerangi musuh.
Thalut tetap berniat membunuh Nabi Daud. Mikyal mengetahuinya dan member tahu Nabi Daud. Ia meminta Nabi Daud pergi untuk menyelamatkan diri. Nabi Daud pun pergi dari Istana. Setelah beberapa lama, ia kembali ke istana. Ia masuk ke dalam kamar Thalut secara diam-diam. Di sana, ia mengambil tombak Thalut. Ketika terbangun, Thalut mencari-cari tombaknya. Seseorang telah menempatkan tombak Thalut di tempat semula dengan disertai suatu pesan. Pesan itu menyatakan bahwa Nabi Daud dapat saja membunuh Thalut. Namun, hal itu tidak dilakukan karena Nabi Daud takut kepada Allah.
Setelah membaca pesan tersebut, Thalut sangat malu. Ia menyadari kesalahannya. Pada suatu peperangan, Thalut terbunuh. Setelah itu, Nabi Daud diangkat menjadi Raja. Allah menguatkan kerajaannya dan memberikan hikmah dan kebijaksanaan dalam memutuskan perkara (Al Quran Surat Shaad ayat 20).
Mukjizat Nabi Daud
Nabi Daud adalah orang yang senantiasa bertasbih untuk memuji kesucian Allah dengan suaranya yang merdu. Allah pun memerintahkan kepada gunung dan burung bertasbih bersama Nabi Daud. “Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan, dan ingatlah hamba Kami, Daud, yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Mereka semua amat taat kepada Allah.” (QS. Shaad : 17-19).
Allah telah mengaruniakan Nabi Daud beberapa mukjizat. Mukjizat terbesarnya adalah Kitab Zabur. Ketika Nabi Daud mengalunkan bacaan Kitab Zabur, orang yang sakit akan menjadi sehat. Nabi Daud juga mampu memahami bahasa hewan-hewan. Hewan-hewan pun sangat taat kepada Nabi Daud.
Pada suatu hari, beliau merenung dan mendengarkan ocehan burung yang berdialog satu sama lain. Allah mengaruniakan kemampuan memahami bahasa burung kepada Nabi Daud. Dengan demikian, Nabi Daud pun memahami bahasa burung-burung itu. Sejak saat itu, Nabi Daud mampu memahami bahasa hewan dan sangat menyayanginya. Hewan-hewan pun sangat menyayangi Nabi Daud dan patuh kepadanya.
Mukjizat lain yang sangat menakjubkan adalah kepandaian Nabi Daud melenturkan besi dan membuat baju perang. Pada suatu ketika, Allah berfirman kepada Nabi Daud untuk membuat baju besi. “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia Kami. (Kami berfirman), “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya, dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Saba : 10-11).
Pada masa itu, baju besi sangatlah penting karena pada saat itu banyak terjadi peperangan. Nabi Daud mampu membuat baju besi secara lebih baik dibandingkan yang lain. Ia mampu melunakkan besi. Besi yang ada dapat dengan mudah dibengkokkan ataupun dipotong oleh Nabi Daud. Baju besi yang dibuat oleh Nabi Daud sangat kokoh, tidak mudah tertembus pedang, dan lebih ringan.
Mukjizat-mukjizat itu tidak menjadikan Nabi Daud lupa diri. Ia sangat bersyukur dengan karunia yang diberikan Allah swt kepadanya. Cintanya kepada Allah pun semakin bertambah besar.
Oleh Sugiasih, S.Si.
loading...
0 Response to "Kisah Nabi Daud Mengalahkan Jalut"
Post a Comment